Sukses

Petugas Evakuasi Korban Terjepit Reruntuhan Menara Air dan Crane Jatuh di Depok

Sebuah crane yang sedang meruntuhkan menara air milik PDAM mengalami kecelakaan dan menimpa dua rumah milik warga di Depok.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok masih mengevakuasi Yasmin (12), salah seorang korban runtuhnya menara air PDAM dan crane jatuh yang menimpa dua rumah warga di Jalan Mawar, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Raden Gandara Budiana mengatakan, sebuah crane yang sedang meruntuhkan menara air milik PDAM mengalami kecelakaan dan menimpa dua rumah milik warga. Akibatnya, terdapat tiga korban, dua terluka baik ringan dan berat dan satu orang terjepit di reruntuhan bangunan.

"Saat ini sedang fokus melakukan evakuasi korban terjepit bangunan reruntuhan akibat crane dan menara air yang runtuh ke rumah warga" ujar Gandara, Jumat (15/10/2021).

Dia menjelaskan, di lapangan masih terdapat tiang crane yang melintang di atas bangunan rumah dan korban masih terjepit bangunan. Saat ini, korban yang terjepit dalam kondisi lemas dan lemah sehingga perlu percepatan penanganan evakuasi.

"Korban bisa berkomunikasi tapi makin melemah sehingga membutuhkan penangaman," ungkap Gandara.

2 dari 2 halaman

Badan Tertimpa Reruntuhan

Gandara menuturkan, saat ini tubuh korban masih tertimpa bangunan reruntuhan. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok sedang fokus untuk mengangkat reruntuhan yang menimpa tubuh korban.

"Saya lihat badannya tertimpa dan badannya agak masuk ke dalam ini yang mengkhawatirkan kami," ucap Gandara.

Dia mengungkapkan, anggota dan petugas gabungan berencana akan memotong atau memindahkan reruntuhan yang menimpa korban. Selain itu terdapat kasur yang diduga korban pada saat kejadian berada di dalam kamar dikarenakan terdapat kasur di dekat tubuh korban.

"Kita akan potong kasurnya, semoga bisa digeser karena ngangkat tiangnya maupun beton ga mungkin yang berada diatas reruntuhan," pungkas Gandara.Â