Liputan6.com, Jakarta Survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan perolehan suara Partai Demokrat membayangi dua partai politik utama di kubu pemerintah, PDIP dan Gerindra.
Kedua parpol tersebut masih tetap unggul pada peringkat pertama dan kedua. Sementara itu di papan tengah, elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus bergerak naik dan kini meraih 5,0 persen.
"Demokrat masuk tiga besar partai politik dalam kontestasi menuju Pemilu 2024 dengan elektabilitas menembus 10 persen, sedangkan PSI memantapkan diri pada posisi papan tengah dengan elektabilitas 5 persen,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Rabu (20/10/2021).
Advertisement
Menurut Okta, naiknya elektabilitas Demokrat tidak lepas dari positioning sebagai partai oposisi dan keberhasilannya memanfaatkan kekurangan pemerintah dalam sejumlah kebijakan.
Gelombang kritik dari masyarakat selama ini terus mengalir, menyikapi berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap kurang memuaskan publik.
Elite-elite Demokrat juga menggunakan isu perpecahan internal di antara kader-kadernya dengan menuding adanya campur tangan istana. Belakangan Yusril Ihza Mahendra yang berada di barisan Jokowi mendampingi sejumlah kader Demokrat yang dipecat untuk mengajukan gugatan terhadap AD/ART Demokrat ke Mahkamah Agung.
"Kenaikan elektabilitas Demokrat juga membuat kompetisi parpol-parpol papan atas makin dinamis,” lanjut Okta. Meskipun unggul, PDIP cenderung turun dan kini elektabilitasnya 17,4 persen atau di bawah 20 persen. Berikutnya Gerindra 13,3 persen, dan Golkar yang membuntuti Demokrat sebesar 8,5 persen.
PSI, PKB dan PKS di Papan Tengah
Pada papan tengah, selain PSI ada PKB (5,7 persen), Nasdem (3,9 persen), dan PPP (2,5 persen). PKS melorot menjadi 4,8 persen, dibayangi oleh Gelora yang mulai mengancam dengan meraih 1,0 persen. Sementara itu Partai Ummat besutan Amien Rais mencapai 1,7 persen, mengungguli PAN yang hanya 1,3 persen.
Pada papan bawah ada Perindo (0,9 persen), Hanura (0,7 persen), PBB (0,5 persen), PKPI (0,4 persen), dan Berkarya (0,3 persen), sedangkan Garuda dan Masyumi Reborn nihil.
Belakangan marak parpol-parpol baru, tetapi secara keseluruhan pemilih parpol lainnya hanya 0,9 persen. Sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 20,6 persen.
Survei CPCS dilakukan pada 5-15 Oktober 2021, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Advertisement