Liputan6.com, Jakarta - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas tingkat sekolah dasar (SD) sudah berlangsung di Kota Tangerang. Pemkot setempat pun memberlakukan aturan skema sendiri, agar protokol kesehatan tetap terjaga meski anak-anak di bawah 12 tahun tersebut sekolah tatap muka.
Sementara ini ada 45 dari 448 Sekolah Dasar (SD) di Kota Tangerang yang melaksanakan PTM terbatas. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menjelaskan, siswa SD hanya melaksanakan PTM terbatas satu kali dalam sepekan.
"Satu angkatan dilakukan berjenjang, satu minggu satu hari pembelajarannya karena gantian dengan siswa tingkat yang lain," kata Arief, Rabu (27/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan tinjauannya, murid sudah paham dan mengerti soal protokol kesehatan. Arief pun mengimbau kepada orang tua untuk selalu mengingatkan anak-anaknya memakai masker selama mengikuti Pembelajaran Tatap Muka.
"Begitu juga sekembalinya ke rumah mereka tetap aman, tetap sehat. Makanya diimbau, pulang mandi dulu. Mencegah keluarga kita terpapar (Covid-19)," imbau Arief.
Sebagian siswa masih PJJ
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Pasar Baru 1 Yanti Suryanti menjelaskan, pada Selasa 26 Oktober 2021, ada 162 siswa kelas 6 yang mengikuti PTM terbatas.
"Seharusnya ada 192, tapi yang 30 siswa kelas 6 lain masih PJJ (pembelajaran jarak jauh). Jadi hari ini 162 siswa ikut PTM," tutur Suryani.
Sebanyak 162 murid itu terbagi ke dalam dua sesi pembelajaran. Sesi pertama dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB-09.00 WIB. Kemudian, sesi kedua dimulai pukul 09.00 WIB-11.00 WIB.
"Kita memang sudah mempersiapkan penerapan PTM jauh sebelumnya. Ketika (PTM) belum diundur, kita memang termasuk sekolah yang dipilih untuk melaksanakan PTM," papar Yanti.
Berkait penerapan infrastruktur di SDN Pasar Baru 1, pihaknya sudah membuat wastafel di depan setiap kelas. Kemudian, di depan setiap kelas, pihak sekolah juga sudah meletakkan hand sanitizer.
Di sisi lain, Yanti mengungkapkan bahwa masih ada tiga guru di sana yang belum divaksinasi Covid-19. Dua di antaranya merupakan penderita komorbid, sedangkan satu guru lain dalam keadaan hamil.
"Mereka guru-guru yang belum divaksin (Covid-19), mengajar secara PJJ," pungkasnya.Â
Â
Advertisement