Sukses

Pemprov DKI Jakarta Tunggu Keputusan Turki Soal Alternatif Nama Jalan Selain Mustafa Kemal Ataturk

Riza mengatakan, pihak KBRI di Ankara tengah mengusulkan nama-nama kota di Turki sebagai alternatif pengganti nama Mustafa Kemal Attaturk.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Riza Patria mengakui, belum ada nama alternatif selain nama tokoh Turki Mustafa Kemal Attaturk untuk menjadi sebuah nama jalan di Jakarta.

Menurut Riza, Pemprov DKI saat ini tengah menunggu dari Pemerintah Turki di Provinsi Ankara terkait hal tersebut.

"Sampai sekarang kami belum menerima usul nama resmi dari Pemerintah Turki, dalam hal ini Provinsi Ankara. Namun demikian, pihak KBRI di Ankara akan memberi masukan supaya Turki memberi alternatif nama selain Attaturk," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Senin (1/11/2021).

Riza menambahkan, informasi sementara diterimanya, pihak KBRI di Ankara tengah mengusulkan nama-nama kota di Turki untuk nama jalan di Jakarta. Kendati, saat usulan nama baru muncul, semua hal masih terbuka dan dapat didiskusikan.

"Informasi yang kami dapat dari Pak Dubes, pihak KBRI akan mengusulkan nama-nama kota.

"Pihak Turki yang akan menentukan namanya. Namun demikian, meskipun nanti Turki sudah memutuskan namanya, masih terbuka ruang untuk kita diskusikan. Karena ini kan berada di wilayah teritorial kita," jelas Riza.

2 dari 2 halaman

Tentangan Tokoh MUI

Diberitakan sebelumnya, rencana penamaan Jalan Mustafa Kemal Attaturk mendapat protes oleh sejumlah pihak. Salah satu protes datang dari Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas.

Menurut Anwar, sosok tersebut adalah tokoh yang sudah mengacak-acak ajaran Islam dan melakukan hal bertentang dengan sunnah.

"Hal itu dia lakukan adalah karena dia ingin menjadikan Turki menjadi negara maju dengan cara menjauhkan rakyat Turki dari ajaran agama Islam dan melarang agama Islam dibawa-bawa  ke dalam kehidupan publik," kata Anwar dalam keterangan tertulis diterima, Minggu 17 Oktober 2021.

Anwar melanjutkan, Mustafa Kemal Attaturk adalah seorang tokoh yang sangat sekuler dan menghancurkan nilai-nilai keislaman di Turki. 

"Jadi Mustafa Kemal Attaturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," tambah Anwar.