Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar melangsungkan kunjungan kerjanya ke Hedayah Center di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).
Diketahui, Hedayah Center adalah kelompok internasional perlawanan terhadap kelompok ekstrem berbasis di Abu Dhabi.Â
"Hedayah Center merupakan partner strategis dalam rangka membahas isu-isu terkini yang berkaitan dengan penanggulangan ekstrimis berbasis kekerasan atau yang lebih dikenal dengan Countering Violent Extrimist (CVE)," tulis Boy dalam keterangan tertulis diterima, Selasa (2/11/2021).
Advertisement
Boy menjelaskan, giat kunjungan dilaksanakan guna membahas kelanjutan Kerjasama dan berkolaborasi pada rencana program-program perlawanan terhadap terorisme, terutama di Tahun 2022.
Menurut Boy, terorisme merupakan suatu tindak kejahatan dan musuh bersama yang harus dilakukan suatu upaya komprehensif.
Dalam kesempatan tersebut, Boy menyampaikan penghargaan kepada Hedayah dengan peluncuran cetak biru atau Blue Print rehabilitasi dan reintegrasi. Boy berharap Cetak Biru itu dapat digunakan sebagai acuan dalam program dan kegiatan Deradikalisasi di Indonesia.
"Kami percaya bahwa Cetak Biru ini dapat digunakan sebagai acuan penting bagi BNPT untuk mendukung Program Deradikalisasi BNPT secara pendampingan yang disesuaikan, dan disesuaikan dengan konteks lokal," kata mantan Kapolda Papua ini.
Boy juga menyampaikan apresiasi terhadap Hedayah, sebab menyorot pengalaman tentang perlakuan terhadap anak-anak dan keluarga yang terkena dampak ekstremisme kekerasan di Handayani Center Indonesia sebagai salah satu praktik terbaik dalam Cetak Biru Hedayah.
Â
Berdayakan Muda Lawan Radikalisme
Menanggapi situasi penanganan terorisme, Direktur Eksekutif Hedayah, Ahmed Al Qasimi menilai, komunikasi di ruang publik kerap dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk menarik simpati masyarakat, khususnya anak muda.
Ahmed pun meyakini, diperlukan sebuah keterampilan kepada kaum muda agar tidak mudah terpropaganda khususnya di dunia maya.
"Saya pikir dengan mengembangkan program yang saat ini sudah kita miliki bersama, khususnya bagi Indonesia untuk memberdayakan pemuda untuk melawan ideologi radikal secara online, adalah salah satu proyek paling menarik yang mungkin kita lihat di masa depan Indonesia," urai Ahmed.
Sementara itu, Wakil Eksekutif Hedayah, Ivo Veenkamp, menambahkan, Hedayah memiliki program komunikasi strategis Countering Violent Extrimist (CVE) terpadu dalam upaya membekali pemerintah, organisasi masyarakat, pimpinan keagamaan hingga pemuda melawan propaganda yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis dan teroris.
"Keterampilan diperlukan untuk menerapkan strategi komunikasi, kampanye, dan keahlian untuk melawan ekstremis kekerasan dan narasi teroris; melawan penggunaan internet oleh teroris; meningkatkan literasi digital; menghasilkan dan mempromosikan konten alternatif," dia menandasi.
Advertisement