Sukses

Bandara Kualanamu Dapat Dukungan Jadi Hub Internasional di ASEAN

Kehadiran Bandara Kualanamu berpotensi menjadi hub internasional berikutnya setelah Singapura dan Kuala Lumpur.

Liputan6.com, Medan - Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan rentang wilayah strategis di antara dua benua, yang sudah saatnya mempunyai lebih banyak bandara yang menjadi hub internasional. Menurut berbagai pelaku industri aviasi tanah air, Bandara Kualanamu dinilai berpotensi besar untuk menjadi hub internasional di Asia Tenggara berikutnya.

CEO Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine Sinaga mengatakan, Bandara Kualanamu berada di lokasi yang sangat tepat untuk menjadi international hub. Kehadiran Kualanamu berpotensi menjadi hub internasional berikutnya setelah Singapura dan Kuala Lumpur yang selama ini telah menjadi hub utama di kawasan Asia Tenggara.

"Saatnya Indonesia balancing the sheet dengan bandara-bandara di kawasan sekitarnya dan Indonesia AirAsia dengan senang hati mendukung Kualanamu untuk menjadi international hub. Selama ini Indonesia AirAsia telah menghubungkan Kualanamu dengan berbagai destinasi internasional di Malaysia, Singapura dan Thailand. Selanjutnya kami akan menyasar potensi pengembangan ke pasar internasional lainnya," kata Veranita saat menjadi pembicara dalam acara National Seminar on Kualanamu as an International Hub in ASEAN: Challenges and Realization di Medan, Selasa (20/9/2022).

Vera menambahkan, sekarang saat yang tepat bagi Kualanamu untuk menjadi hub internasional. Ini karena sudah banyak negara yang membuka perbatasan dan mengizinkan warganya untuk bepergian ke luar negeri.

Kata Vera, untuk mewujudkan Bandara Kualanamu sebagai international hub diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak dan Indonesia AirAsia siap mendukung Angkasa Pura Aviasi mewujudkan visinya bersama semua stakeholder penerbangan di KNO.

Presiden Direktur PT Lion Group Indonesia Daniel Putut Kuncoro mengungkapkan, Kualanamu sudah menjadi salah satu bandara yang melayani jemaah umrah ke Arab Saudi. Ini menjadi bukti bahwa sebenarnya Kualanamu mempunyai kemampuan dan kapasitas menjadi international hub.

Sementara Presiden Direktur Garuda Indonesia untuk wilayah Sumatera, Ngakan Putu Septigraha mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh Medan dan Bandara Kualanamu untuk bisa menarik warga asing masuk ke Indonesia adalah dengan menyiapkan infrastruktur yang baik di dalam bandara itu sendiri.

Infrastruktur tersebut bisa dari sisi keamanan dan kenyamanan, yang menurut Ngakan dua hal itu sudah menjangkau banyak aspek.

"Dari Garuda, bagaimana pihak airport atau bandara itu sendiri menyiapkan infrastrukturnya itu baik. Dari sisi safety, maupun dari kenyamanan buat pelanggan atau customer, itu aja,” kata Ngakan.

"Karena hal itu sudah bisa menjangkau mulai dari aspek kebersihan, kenyamanan, serta fasilitas pendukung lain. Misalnya baggage conveyor dalam kondisi baik, serta alur penumpang atau alur customer itu bisa diatur, atau bisa ditata lebih baik lagi, saya rasa, bagi kami itu sangat bisa membantu untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan kami," tuturnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jumlah penumpang pesawat dan juga kargo terus meningkat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Kata Budi, ini menjadi kesempatan baik bagi Bandara Kualanamu untuk menjadi international hub bisa segera diwujudkan.

"Peningkatan pelayanan serta menangkap peluang yang ada harus dilakukan dengan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh stakeholder penerbangan domestik dan internasional. Kerja sama yang sudah dilakukan PT Angkasa Pura II dengan GMR serta stakeholder lain akan mewujudkan kolaborasi tersebut dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan juga pariwisata," kata Budi Karya.

 

2 dari 2 halaman

Penurunan Kedatangan WNA

Sedangkan pengamat industri penerbangan, Alvin Lie mengungkapkan, presentase warga negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke luar negeri dari Bandara Kualanamu lebih besar daripada warga negara asing (WNA) yang datang ke Indonesia melalui Bandara Kualanamu.

Namun, menurut pengamatan Alvin Lie, tidak hanya Bandara Kualanamu yang mengalami penurunan kedatangan warga negara asing (WNA), tapi hampir semua bandara di Indonesia, kecuali Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali.

"Statistik dari 2015 hingga 2022, dan pertengahan tahun, Medan ini trafik internasionalnya terbesar ketiga di Indonesia setelah Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai," ungkap Alvin Lie.

"Yang menarik adalah jumlah penumpang yang keluar masuk Medan ini selama kurun 7 tahun itu sekitar 10 juta. Tapi presentasenya itu 80 persen adalah WNI. WNA-nya hanya 20 persen, dan ini terjadi tidak hanya di Medan, hampir semua Bandara di Indonesia kecuali Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, itu penumpangnya didominasi oleh warga negara Indonesia,” tambahnya.

Dengan pola keluar masuk penumpang pesawat tersebut, Alvin mengatakan bandara-bandara di Indonesia memfasilitasi orang-orang Indonesia sendiri untuk keluar negeri, tapi belum berhasil mengundang warga negara asing untuk masuk ke Indonesia.

Dari data statistik yang dinyatakan oleh Alvin Lie, total penumpang pesawat di Bandara Kualanamu sejak Januari 2022 hingga saat ini adalah 26.750, dengan presentase WNI sebanyak 80,1, dan WNA sejumlah 19,9.

Untuk itu, menurut Alvin Lie, kerja sama yang dilakukan oleh Angkasa Pura dengan GMR Group adalah langkah tepat agar warga negara asing, khususnya India tertarik masuk ke Indonesia. Sebab GMR Group memiliki akses yang besar untuk bisa masuk ke India, negara yang memiliki populasi besar dan padat.

Pada akhir acara diskusi, dilakukan deklarasi yang mendukung Bandara Kualanamu menjadi hub international di Asia Tenggara.