Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan ada 4 varian Covid-19 yang perlu diwaspadai selain AY.4.2. Yaitu, varian B.1.620 yang terdeteksi di Kamerun Afrika.
Menurut Dicky, varian B.1.620 sudah menyebar di Afrika, sebagian negara Eropa, hingga Filipina. Varian ini memiliki kemampuan mutasi seperti Variant of Concern.
Baca Juga
"Artinya, diduga dia bisa menurunkan efikasi vaksin Covid-19 dan juga untuk kemampuanya infeksi," jelas Dicky di Jakarta, Selasa (9/11/2021).
Advertisement
Berdasarkan hasil studi di Lituania, tingkat penularan varian B.1.620 pada orang yang sudah divaksinasi sebanyak 2,4 kali. Sementara pada orang yang belum divaksinasi lebih dari 2,4 kali.
Varian kedua yang perlu diwaspadai ialah A.30 yang pertama kali terdeteksi di Tanzania, Afrika. Varian Covid-19 yang sudah terdeteksi di Swedia ini diduga mampu menurunkan efikasi vaksin.
Ketiga, varian AY.23, AY.37, dan AY.25 yang kini merebak di Tiongkok. Varian AY.25, kata Dicky, diduga juga bisa menjebol efikasi vaksin. Keempat, varian B.1.258 yang terdeteksi di negara pecahan Uni Soviet dan Slowakia.
Tak Bisa Andalkan Vaksinasi Saja
Berdasarkan hasil studi, varian B.1.258 menyebabkan viral load tinggi pada orang yang terinfeksi. Jika viral load tinggi, maka risiko keparahan sakit yang dialami semakin besar.
"Ini penting dijadikan perhatian dari varian B.1.258 ini," ujarnya.
Dicky menjelaskan, mayoritas varian baru Covid-19 yang muncul saat ini mengakibatkan penurunan efikasi vaksin. Karena itu, pemerintah tidak bisa mengandalkan vaksinasi sebagai solusi tunggal pandemi Covid-19.
"Vaksinasi harus dikombinasi dengan 3T, 5M dan PPKM bertingkat," pesannya.
Reporter: Supriatin
Sumber: Merdeka
Advertisement