Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito melaporkan lima provinsi mencatat kasus aktif tertinggi pada periode 1 sampai 7 November 2021. Kasus aktif merupakan pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi di rumah.
Lima provinsi tersebut ialah Jawa Tengah 1.650, Papua 1.629, Jawa Barat 1.568, DKI Jakarta 1.536, dan Kalimantan Utara 738 kasus aktif.
Advertisement
Baca Juga
"Kepada gubernur di lima provinsi ini, mohon diingat, provinsi-provinsi ini menjadi penyumbang terbanyak kasus aktif di tingkat nasional," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (9/11/2021).
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) ini menambahkan, pada periode yang sama, lima provinsi menyumbang kasus positif virus Corona tertinggi. Meskipun, secara nasional, dalam sepekan terakhir terjadi penurunan kasus positif sebesar 12,2 persen.
Lima provinsi yang mengontribusi kasus positif Covid-19 tertinggi adalah Papua Barat 100, DI Yogyakarta 77, DKI Jakarta 46, Sulawesi Tenggara 7, dan Kepulauan Bangka Belitung 5.
"Meskipun penambahan ini terbilang sedikit, namun harus dicermati karena terhitung besar apabila dibandingkan dengan provinsi lain yang tidak mengalami kenaikan kasus," kata Wiku.
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Kasus Kematian
Tak hanya kasus positif, kematian Covid-19 pada lima provinsi juga meningkat meski secara nasional menurun 31,7 persen. Lima provinsi tersebut yakni Sulawesi Utara 5, Sumatera Barat 3, Sulawesi Selatan 2, Riau 2, dan Kalimantan Barat 1.
"Sekali lagi, jumlah ini mungkin bisa dikatakan sangat sedikit. Tidak lebih dari 5 orang meninggal dalam 5 minggu. Namun, kita harus tetap menyadari, 1 nyawa pun terhitung sangat berharga jika tujuan kita adalah endemi Covid-19 maka kita tidak dapat menoleransi bahkan 1 kematian pun," tegas Wiku.
Â
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement