Sukses

Top 3 News: Elektabilitas Turun, PDIP Masih Tetap Kokoh Raup Suara

Temuan survei Y-Publica menunjukkan elektabilitas PDIP kini berada di bawah 20 persen, yaitu sebesar 17,8 persen. Sementara, PSI terus mengalami kenaikan.

Liputan6.com, Jakarta Survei Y-Publica membeberkan tingkat elektabilitas sejumlah partai politik dalam rangka menuju pesta demokrasi, Pemilu 2024 berdasarkan hasil surveinya. Berita soal hasil survei ini menyita perhatian pembaca Liputan6.com, Sabtu 13 November 2021.

Ada beberapa partai yang mengalami penurunan elektabilitas dan ada pula partai yang cenderung naik.

Salah satu partai yang elektabilitasnya naik adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dalam dua tahun terakhir, elektabilitas partai besutan Grace Natalie ini terus naik dengan kini mencapai 5,4 persen. Sedangkan elektabilitas PDIP turun.

Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono menjelaskan, turunnya elektabilitas PDIP untuk Pemilu 2024 dikarenakan banyak kritik yang datang kepada kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

Berita terpopuler kedua di top 3 news, Sabtu, 13 November 2021 terkait praktik nakal yang dilakukan oknum debt collector lewat pinjaman online ilegal. Bahkan korban sampai diteror padahal sudah melunasi utang.

Salah satu bentuk teror yang dilakukan para pelaku menyebarluaskan data-data pribadi korban.

Berita soal Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) Marzuki Mustamar juga menjadi sorotan. Dia dikatakan telah menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Hal ini telah dibantah tegas oleh Marzuki. Dia menyayangkan ucapannya dipelintir dengan tidak bertanggung jawab hingga seakan-akan dirinya mendeklarasikan Anies sebagai capres. 

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Sabtu, 13 November 2021:

2 dari 4 halaman

1. Survei: PDIP Kokoh di Puncak, PSI Terus Naik

Dari peta elektoral menuju gelaran Pemilu 2024, PDIP masih kokoh di puncak meskipun terjadi tren penurunan elektabilitas. Temuan survei Y-Publica menunjukkan elektabilitas PDIP kini sudah berada di bawah 20 persen, yaitu sebesar 17,8 persen.

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) makin memantapkan posisi di papan tengah. Elektabilitas PSI cenderung naik dari survei selama hampir dua tahun terakhir, dengan elektabilitas kini mencapai 5,4 persen.

"Meskipun turun, PDIP masih kokoh di puncak elektabilitas partai politik, sedangkan PSI terus mengalami kenaikan," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, Sabtu (13/11/2021).

Turunnya elektabilitas PDIP perlu menjadi perhatian serius bagi jajaran elite partai berkuasa tersebut. Munculnya beragam kritik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi turut berdampak pada dukungan publik terhadap PDIP.

Tren penurunan elektabilitas juga dialami oleh sejumlah parpol lainnya, seperti Gerindra, Golkar, dan PKS. Gerindra masih berada pada posisi kedua dengan elektabilitas 13,0 persen, disusul Demokrat (10,4 persen), dan Golkar (8,3 persen).

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Polisi Tangkap Debt Collector Pinjol yang Terus Tagih Korbannya Meski Sudah Lunas

Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat kembali membongkar praktik nakal yang dilakukan oleh pinjaman online ilegal.

Salah satu korbanya adalah seorang wanita bernama Morlin (33). Ia mengaku menerima teror dan ancaman, padahal telah melunasi seluruh uang pinjaman online.

Hasilnya penyelidikan, peneror dan pengancam itu adalah RA dan AH yang bekerja di desk collection perusahaan tersebut.

"Kami amankan 2 tersangka terhadap laporan dari korban," kata Wakapolres Metro Jakarta Barat AKBP Bismo Teguh Prakoso dalam keterangannya, Sabtu (13/11/2021).

Bismo menerangkan, AH adalah pimpinan dari desk collection. Dialah yang menyuruh RA mengancam korban. Adapun, bentuk ancaman menyebarluaskan data-data pribadi.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Ketua PWNU Jatim Tegaskan Tak Pernah Deklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) Marzuki Mustamar mengklarifikasi pemberitaan di media online nasional yang menyebut dirinya memperkenalkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Marzuki menegaskan dirinya tak pernah mengeluarkan kalimat yang menyatakan dukungannya terhadap Anies Baswedan sebagai calon presiden. 

"Saya tidak ada memberikan dukungan kepada Anies untuk menjadi capres. Dan ucapan saya kepada sekelompok anak kecil bersama ibunya yang minta foto, sangat disayangkan diplintir seolah saya mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden, padahal sama sekali tidak ada deklarasi tersebut," ujar Ketua Pengurus Nahdlatul Ulama ini dalam keterangannya, Sabtu (13/11/2021).

Dia menyebut, kedatangan Anies ke Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Malang hanya bentuk silaturahmi dan tak ada maksud memberikan dukungan politik kepada Anies sebagai capres.

 

Selengkapnya...