Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 84.161.759 penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Hal itu berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Minggu (14/11/2021).
Jumlah tersebut mengalami penambahan sebanyak 742.673 penduduk dibandingkan hari sebelumnya, dilansir Antara, Minggu (14/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis pertama bertambah 573.155 penduduk atau total 130.283.345 penduduk.
Sedangkan untuk vaksinasi Covid-19 dosis ketiga yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan, per data hari ini bertambah 4.865 orang atau total 1.189.235 penduduk. Target sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 orang.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung rencana pemerintah melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun di sekolah.
"Kami selalu mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19, salah satunya melalui program vaksinasi beserta perluasan target sasaran vaksinasinya," ucap Plt Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek Anang Ristanto.
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Pentingnya Vaksinasi Covid-19
Menurut Anang, vaksinasi guru dan peserta didik berusia 12-18 tahun yang telah dilakukan sebelumnya menjadi salah satu landasan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai dilakukan secara terbatas.
Vaksinasi bagi guru dan siswa memberikan harapan untuk menyongsong kebiasaan baru, yakni PTM terbatas dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
"Evaluasi kebijakan pembelajaran terus dilakukan oleh pemerintah selama masa pandemi Covid-19, termasuk pembelajaran jarak jauh (PJJ). Efektivitas PJJ tidak bisa disamakan denga PTM," ucap Anang.
Ia mengatakan apabila PJJ diperpanjang, anak-anak berpotensi mengalami learning loss atau penurunan capaian pembelajaran, sebab bagi beberapa anak PJJ kurang efektif karena keterbatasan ekonomi keluarga dan jaringan internet.
"Selain itu, PJJ dalam waktu yang panjang bisa memberikan beberapa dampak negatif pada perkembangan sosial dan psikologi bagi anak, orang tua, maupun guru. Penutupan pembelajaran tatap muka selama pandemi berdampak pada beberapa aspek, termasuk mental anak dan orangtua," jelas Anang.
Advertisement