Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Dudi Gardesi menyatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah antisipasi pengendalian banjir di Ibu Kota. Salah satunya yaitu terkait pembangunan drainase vertikal.
Pembangunan yang dimaksud yaitu sumur resapan, kolam retensi, dan rangkaian modular drainase yang berbentuk memanjang ke bawah.
Advertisement
Baca Juga
"Tahun 2021, target pembangunan 25.647 titik drainase vertikal untuk menyerap 68.038 m3 air, telah dibangun 12.482 titik. (per 27 Oktober 2021)," kata Dudi dalam YouTube Pemprov DKI Jakarta, Senin (15/11/2021).
Pihaknya juga melakukan pengerukan lumpur di saluran air atau biasa disebut gerebek lumpur. Pengerukan itu dilakukan untuk menambah kapasitas daya tampung aliran air.
"Kami menyiapkan infrastruktur, kesiapan untuk pengendalian banjir, seperti saluran kami lakukan pengerukan untuk menambah kapasitas daya tampungnya," ucap dia.
Dudi mengatakan, pengerukan dilakukan di saluran air, waduk, embung, hingga situ. Yakni 32 waduk, situ, dan embung dengan volume pengerukan 626.546 meter kubik lumpur hasil sedimentasi telah dilakukan per 1 November 2021.
Kemudian, 53 kali dan sungai dilakukan pengerukan dan sebanyak 533.048 meter kubik lumpur telah diangkat.
DKI Jakarta Siaga Banjir
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pemprov terus bersiaga untuk mengantisipasi tiga penyebab banjir di Ibu Kota. Siaga yang dimaksud adalah menyiapkan sejumlah persiapan dan langkah antisipasi.
"Siaga bukan soal upacara, siaga bukan soal menyiapkan alat-alat. Siaga adalah soal antisipasi untuk menyelamatkan dan itu artinya lokasinya langkahnya pikirkan dari awal, tiga front ini disiapkan pesisir pantai di tengah kota dan kawasan kanan kiri sungai karena kita akan berhadapan dengan tiga front secara bersamaan," kata Anies di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (14/11/2021).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyatakan, pemprov terus melakukan evaluasi terkait apa saja yang telah dilakukan pada kejadian-kejadian sebelumnya. Sebab, lanjut dia, siaga bukan berarti Pemprov DKI Jakarta hanya menunggu peristiwa yang belum terjadi.
"Siaga itu bukan menunggu, siaga itu me-review atas apa yang kemarin pernah dikerjakan, apa yang berhasil, apa yang kurang berhasil,maka siapkan sekarang," ucap Anies.
Dia mencontohkan peristiwa yang sempat terjadi dua tahun yang lalu. Yakni sebuah kampung tergenang air banjir setinggi 80 sentimeter. Salah satu rumah dua lantai terbakar di lantai atas karena lilin akibat listrik mati.
Berkaca dari peristiwa ini, dia meminta agar semua warga dapat menyiapkan hal-hal kecil untuk mengantisipasi saat banjir.
"Saya minta kepada semuanya review atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, siapkan itu sekarang fase siaga itu fase mengindetifikasi semua langkah yang harus dilakukan,ini lah fase siaga sesungguhnya," ujar Anies Baswedan.
Advertisement