Sukses

Perempuan Memaki Arteria Dahlan dan Ibunya Mengaku Kenal Megawati

Arteria mengaku santai menghadapi ancaman perempuan yang mengaku sebagai keluarga jenderal tersebut. Dia memilih untuk menyelesaikan urusan ini di kantor polisi.

Liputan6.com, Jakarta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Arteria Dahlan mengungkap perempuan yang memaki dia dan orangtuanya di Bandara sempat mengaku kenal dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Arteria diancam perempuan tersebut namanya akan rusak karena ribut-ribut tersebut.

Dia menceritakan, ancaman itu diucapkan perempuan yang mengaku anak jenderal setelah tahu Arteria merupakan anggota DPR dari PDIP.

Perempuan tersebut lantas mengaku kenal para ketua umum partai bahkan sampai membawa nama Megawati.

"Setelah itu, dia tahu gua anggota DPR. Dia ngomong lagi, gua kenal ketum-ketum partai. Kenal Bu Mega," kata Arteria ketika dihubungi merdeka.com, Senin (22/11/2021)

"Awas lu ya mati lu, gua habisin nama lu. Nama lu rusak. Gua rusakin nama lu. Dia kayak gitu bicaranya," kata Arteria menirukan ancaman sang perempuan.

Arteria pun santai menghadapi ancaman tersebut. Dia memilih untuk menyelesaikan urusan ini di kantor polisi.

"Saya bilang, iya tidak apa-apa, gua kan begitu saja mbak, gua santai-santai saja. Tapi kita (urus) di kantor polisi," kata Arteria.

 

2 dari 2 halaman

Hubungi Prasetio DPRD

Selain Megawati, perempuan tersebut juga menghubungi Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga politikus PDIP Prasetyo Edi Marsudi.

"Dia minta tolong nyebut-nyebut nama, nama PDIP ada telepon, yang neleponnya PDIP prasetyo DPRD," ujar Arteria.

Sebelumnya viral video perempuan mengaku anak jenderal memarahi ibu dari Arteria Dahlan. Peristiwa itu dipicu perempuan tersebut tidak sabar ketika akan keluar dari pesawat setibanya di Bandara.

Perempuan itu menilai Arteria yang tengah mengeluarkan barang dari bagasi kabin menghambat jalurnya dan menendang tas milik politikus PDIP. Ketika ditegur Arteria, perempuan tersebut justru marah sampai menggunakan ujaran ancaman.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com