Liputan6.com, Lumajang: Aktivitas Gunung Semeru menunjukkan peningkatan dalam dua pekan terakhir. Meski belum sampai memuntahkan lava pijar, sejumlah warga yang tinggal di sekitar Semeru mulai mengungsi ke sejumlah tempat pengungsian. Mereka khawatir gunung tertinggi di Pulau Jawa itu bakal mengeluarkan lahar dingin, mengingat hujan sudah mulai turun.
Dari pengamatan SCTV, belum lama berselang, hujan debu sudah mulai menyirami warga yang tinggal di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. Dari data pos pemantauan Semeru, terdapat 16 juta meter kubik kandungan material lava yang dikeluarkan gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut itu. Ini membuat desa di kaki gunung mengalami hujan abu dengan itensitas sedang. Bahkan, ketebalan abu sudah mencapai setengah sampai 1,5 sentimeter.
Kondisi cuaca di sepanjang jalur pendakian Semeru juga sangat buruk. Kondisi ini akan membahayakan keselamatan para pendaki. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, Kepala Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Herry Subagiadi terpaksa menutup Semeru dari pendakian sejak 22 Desember 2002.(ULF/Christianto Rahardjo)
Dari pengamatan SCTV, belum lama berselang, hujan debu sudah mulai menyirami warga yang tinggal di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. Dari data pos pemantauan Semeru, terdapat 16 juta meter kubik kandungan material lava yang dikeluarkan gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut itu. Ini membuat desa di kaki gunung mengalami hujan abu dengan itensitas sedang. Bahkan, ketebalan abu sudah mencapai setengah sampai 1,5 sentimeter.
Kondisi cuaca di sepanjang jalur pendakian Semeru juga sangat buruk. Kondisi ini akan membahayakan keselamatan para pendaki. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, Kepala Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Herry Subagiadi terpaksa menutup Semeru dari pendakian sejak 22 Desember 2002.(ULF/Christianto Rahardjo)