Sukses

Kepala BMKG Sebut Ada Potensi Tsunami hingga Ketinggian 8 Meter di Cilegon

Kepala BMKG Dwikorita tidak membeberkan kapan potensi tsunami dapat terjadi. Dia hanya memaparkan zona rawan tsunami.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkap adanya potensi tsunami hingga ketinggian 8 meter di Cilegon, Banten.

Hal ini diungkapnya saat menggelar rapat kerja bersama Komisi V DPR, BMKG hingga Kemenhub untuk membahas persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

"Zona rawan tsunami di Cilegon, Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter," kata Dwikorita di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (1/12/2021).

Namun, dia tidak membeberkan kapan potensi tsunami dapat terjadi. Dia hanya memaparkan zona rawan tsunami.

Selain itu, Dwikorita juga memaparkan proyeksi cuaca saat Nataru. Ia menyebut hampir wilayah Indonesia akan mengalami hujan lebat.

Pada sebelum Natal atau 18-24 Desember 2021, hampir di seluruh wilayah Sumatera dan Jawa akan berpotensi hujan lebat. Begitu juga Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

"Potensi cuaca satu minggu sebelum Natal, di sini terlihat potensi cuaca gambar yang menunjukkan awan hitam itu adalah hujan lebat tampaknya. Hampir seluruh provinsi di Sumatera, kecuali Sumsel, dan di Jawa kecuali DKI akan mengalami hujan lebat, bahkan sampai NTT. Ini hujannya lebat dan intensitas sedang," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Waspada Potensi Hujan Lebat pada 25 Desember

Sementara, pada 25 Desember 2021-1 Januari 2022, ia menyebut potensi hujan sedang-lebat akan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

"Berikutnya 25 Desember-1 Januari, tampaknya hampir seluruh provinsi di Indonesia itu mengalami hujan lebat, baik Sumatera, Kalimantan, Jawa, NTT, Papua, Sulawesi sebagian besar hujan lebat, kecuali di Sulbar dan Maluku hujan sedang," kata Dwikorita.

Oleh karena itu, Dwikorita meminta masyarakat terus memperhatikan himbauan pemerintah dan pantauan cuaca.

"Untuk keselamatan, baik transportasi, keselamatan masyarakat, karena dengan hujan lebat, potensi bencana, banjir, longsor, banjir bandang, gelombang tinggi, itu semakin meningkat," pungkas dia.