Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei dua lembaga terkemuka menunjukkan tren elektabilitas Partai Demokrat cenderung terus naik, demikian pula dengan elektabilitas Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ini tidak lepas dari kepemimpinan Partai Demokrat yang solid, serta mampu merangkul semua elemen masyarakat.
Menurut Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo, kenaikan trend ini tidak lepas dari kemenangan AHY atas Moeldoko yang mencoba merebut Demokrat dari tangan AHY dengan cara inkonstitusional.
Baca Juga
"Ini bukan hanya menunjukkan AHY mampu mengikuti lika-liku hukum, tapi juga kemampuan politik AHY untuk merangkul elemen-elemen kekuasaan lainnya," ujar Tomi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/12/2021).
Advertisement
Menurutnya, dukungan publik tidak perlu diragukan. Semua setuju bahwa tindakan Moeldoko keliru dan mencoreng demokrasi.
Namun begitu, menurtnya, publik tetap juga ada wawas dan khawatir oknum-oknum kekuasaan lainnya diam-diam membantu Moeldoko untuk merebut Demokrat. Pada tahap ini, kepemimpinan AHY diuji.
"Kemenangan AHY di ranah politik dan hukum inilah yang meyakinkan publik bahwa AHY memiliki kemampuan kepemimpinan yang menjanjikan, yang dibutuhkan untuk membawa bangsa ini menjadi lebih baik," kata Tomi Satryatomo
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Rentan Perpecahan
Dia menilai, rakyat Indonesia memang menggandrungi persatuan tetapi rentan perpecahan. Karena itu, pemimpin yang merangkul semua elemen dan tetap tegas melawan ketidakbenaran seperti inilah yang dicari.
"Masyarakat berprinsip kita cinta perdamaian tetapi lebih mencintai kemerdekaan. Kita senang bersatu tetapi kalau penguasa ada yang menindas, maka rakyat melawan. Tidak semua penguasa suka menindas, ada juga yang baik. AHY menunjukkan kemampuan lobby politiknya untuk memilah antara melawan oknum penguasa yang menindas demokrasi seperti Moeldoko dan merangkul penguasa yang masih setia dan membela demokrasi,” jelas dia.
Tomi mengungkapkan, AHY yakin tidak semua penguasa setuju dengan cara-cara Moeldoko. Dia mampu mengkapitalisasi komponen penguasa yang tidak setuju dengan cara Moeldoko ini.
"Saya kira kemampuan ini diapresiasi oleh publik, tercermin dari tren kenaikan yang konsisten dalam periode dua tahun dari dua lembaga yang berbeda ini. Insyaallah akan naik terus," tutup Tomi.
Tren kenaikan Partai Demokrat tercermin dalam survei nasional yang dilakukan Indikator maupun Polmatrix, yang dirilis secara terpisah pada hari Minggu (5/12).
Survei Indikator menunjukkan tren elektabilitas Partai Demokrat terus naik dari 4,6% (Jan 2020), 5,6% (Sep 2020), 5,4% (Jan 2021), 7,5% (Apr 2021), 9% (Jul 2021) hingga 10% (Des 2021).
Dengan angka elektabilitas 10% tersebut, Partai Demokrat berada pada urutan keempat partai dengan elektabilitas tertinggi setelah PDI-P (26,4%), Gerindra (15,2%), dan hanya berselisih tipis dengan Golkar (10,6%) pada akhir tahun 2021 ini.
Survei Indikator diselenggarakan antara 2-6 November 2021, terhadap 2.020 responden dengan toleransi kesalahan 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
Tren serupa ditunjukkan oleh survei nasional dari Polmatrix yang dirilis pada hari yang sama. Tren elektabilitas Partai Demokrat bergerak naik dari 3,8% (Mei 2020), 3,7% (Sep 2020), 7,5% (Des 2020), 8,1% (Apr 2021), 11,3% (Agt 2021) dan 9% (Des 2021).
Perolehan elektabilitas 9% ini mendudukkan Partai Demokrat dalam empat besar partai dengan elektabilitas tertinggi bersama PDI-P (15,8%), Gerindra (11%) dan hanya berselisih tipis dengan PKB (9,4%).
Tren ektabilitas Ketum AHY juga terus naik, dari 2,7% (Mei 2020), 2,5% (Sep 2020), 2,3% (Des 2020), 3,4% (Apr 2021), 4,5% (Agt 2021), dan 4,2% (Des 2021).
Survei Polmatrix diselenggarakan pada periode 21-30 November 2021 terhadap 2.000 responden dengan toleransi kesalahan 2,2% dan tingkat kepercayaan 95%.
Advertisement