Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab kritikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas soal terjalnya kesenjangan ekonomi dan sosial di masyarakat. Jokowi mengaku memikirkan cara untuk menurunkan ketimpangan antara penduduk kaya dan miskin atau gini rasio.
Adapun Anwar Abbas menyebut gini rasio saat Jokowi baru menjabat sebagai Presiden berada di angka 0,41. Sedangkan, gini rasio saat ini turun menjadi 0,39.
Advertisement
Baca Juga
"Ya saya juga, dipikir saya engga kepikiran? Gini rasio waktu saya masuk 0,41 lebih. Kepikiran bapak ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran. Jangan dipikir saya enggak kepikiran, kepikiran," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Kongres Ekonomi Umat ke-II MUI yang disarkan secara virtual, Jumat (10/12/2021).
"Karena saya merasakan jadi orang susah, saya merasakan betul. Dan enak menjadi orang yang tidak susah memang," sambungnya.
Anwar Abbas juga menyinggung soal ketimpangan penguasaan lahan yang terjadi di Indonesia. Pasalnya, 1 persen penduduk menguasai hampir setengah lahan yang ada di Indonesia.
"Penguasaan lahan, penguasaan tanah. Apa yang disampaikan oleh Buya betul. Tapi bukan saya yang membagi. Ya harus saya jawab," ujar Jokowi menanggapi kritikan itu.
Â
Siap Berikan Lahan MUI
Jokowi menyampaikan saat ini pemerintah tengah melakukan proses reforma agraria. Pemerintah telah mendistribusikan sebanyak 4,3 juta hektare lahan dari target 12 juta hektare lahan yang ingin dibagikan.
Dia pun mempersilakan anggota MUI melapor apabila memang membutuhkan lahan dengan jumlah yang besar. Jokowi berjanji akan mencarikan dan menyiapkan lahan, asal tujuannya harus jelas.
"Silakan. Untuk apa? Tapi jangan menunjuk pak saya yang di Kalimantan saja. Jangan. Saya yang memutuskan 'Oh bapak butuh 10.000 ya. Saya berikan nih ada di Sumatera. Oh 50.000 saya ada nih di Kalimantan, silakan. Dengan sebuah feasiblity yang hitung-hitungan dan kalkulasi yang jelas," tutur Jokowi.
Advertisement