Liputan6.com, Jakarta - Meta Kumala harus menahan jengkel setelah menjadi korban perampokan di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa 7 Desember 2021 lalu. Kedongkolannya semakin menjadi-jadi setelah laporannya ke Polsek Pulogadung ditolak anggota polisi bernama Aipda Rudi Panjaitan.
Padahal, dalam kejadian ini sejumlah benda berharga miliknya raib. Ada beberapa kartu ATM, KTP, kartu kredit, dan uang senilai Rp 7 juta yang digondol sang penjahat.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan mengungkapkan, pernyataan Aipda Rudi Panjaitan kepada korban tidak tepat. Seperti menanyakan tentang jumlah ATM yang dimiliki korban.
Advertisement
"Penyampaiannya memang tidak pas atau tidak sesuai seperti menyatakan kenapa (punya) banyak ATM dan korban tersinggung, karena posisi sebagai korban membutuhkan pertolongan," kata Erwin dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (13/12/2021).
Meski salah dalam pernyataan dan tutur kata, Erwin memastikan laporan pada 7 Desember 2021 dari korban sudah diterima. Namun belakangan diketahui, akibat perbuatan anggotanya tersebut, kejadian ini pun viral.
"Perlu saya sampaikan bahwa setelah berita itu viral maka dapat diketahui dari keterangan dua belah pihak memang wanita tersebut korban dari perampokan, laporannya sendiri diterima oleh Polsek Pulogadung," kata Erwin.
Atas tindakannya tersebut, Aipda Rudi Panjaitan dipanggil Propam Polres Metro Jakarta Timur. Aipda Rudi pun telah dicopot dari jabatannya di Polsek Pulogadung.
"Kepada mereka yang membuat pelanggaran tentunya, akan diberikan sanksi tegas," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan saat dihubungi, Senin (13/12/2021).
Sebelumnya korban menuturkan, Aipda Rudi malah membentaknya dan terkesan menyalahkan dirinya terkait peristiwa perampokan tersebut. Padahal kala itu, ia dalam kondisi memilukan.
"Setiap laporan aduan masyarakat (harus diterima) karena pada prinsipnya, kita ketahui masyarakat yang melapor kepada kepolisian itu adalah orang yang sedang dirundung masalah," jelas Zulpan.
Zulpan berharap, kejadian seperti dialami tidak kembali terjadi di institusi kepolisian. Sebab, kepada semua anggota Polri yang bertugas di lapangan, khususnya mereka yang bekerja di bagian penerimaan pengaduan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) itu harus menjadi sosok yang pelindung dan pengayom.
"Kami akan memperbaiki diri dalam rangka ke dalam untuk anggota agar lebih baik lagi dalam melayani masyarakat," Zulpan menandasi.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Kapolres Minta Maaf
Kapolres Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan meminta maaf, usai adanya kejadian viral yang melibatkan anggotanya di Polsek Pulogadung. Erwin menegaskan, saat ini anggotanya sudah dipanggil dan menjalani proses pemeriksaan.
"Saya selaku Kapolres meminta maaf, akan saya perbaiki, kami akan hukum petugas yang tidak bisa menempatkan diri, tidak empati dan melanggar SOP (standar operasional prosedur)," kata Erwin dalam keterangannya kepada awak media, Senin (13/12/2021).
Erwin menambahkan, saat ini anggota yang diketahui bernama Aipda Rudi Panjaitan sudah dipanggil dan diperiksa guna mengetahui motif dari pernyataan yang dianggap menyinggung pelapor korban perampokan.
"Ini kita masih periksa untuk motifnya, mohon bersabar," jelas Erwin.
Untuk diketahui, video seorang perempuan jadi korban perampokan setelah mengambil uang dari anjungan tunai mandiri (ATM) viral di media sosial. Video tersebut disertakan narasi kronologi kejadian dan pengakuan korban yang ditolak polisi ketika hendak membuat laporan.
Video itu diposting oleh korban di akun Instagramnya. Korban menjelaskan perampokan terhadap dirinya terjadi di Jalan Sunan Sedayu, Jaktim, pada Selasa (7/12) kemarin setelah korban mengambil uang dari ATM sekitar pukul 18.45 WIB. Korban tersebut merupakan pengendara mobil.
Selain itu, dalam postingan tersebut dicantumkan rekaman CCTV pada saat kejadian pencurian berlangsung. Korban menduga pelaku merupakan komplotan.
Korban saat itu diikuti 2 sepeda motor, lalu salah satu pelaku mendekati korban dan mengetuk kaca mobilnya sambil menyampaikan sesuatu hal. Saat itu, korban turun melihat kondisi mobilnya di bagian belakang.
Lalu, saat berhenti, pelaku mengambil tas di jok belakang melalui pintu mobil sebelah kiri. Setelah insiden perampokan tersebut, korban mengatakan sempat melapor ke polsek di sekitar Rawamangun.
"Saat saya ditanya-tanya oleh polisi, dia justru menyarankan saya pulang untuk menenangkan diri, dan percuma kalau mau dicari juga," tulisnya postingan tersebut.
Korban justru merasa malah kena tegur polisi karena mengambil uang tunai dalam jumlah banyak di ATM. Korban menyebut si polisi bicara dengan nada tinggi.
"Setelah itu, polisi tersebut justru ngomelin saya 'lagian Ibu ngapain sih punya ATM banyak-banyak, kalau begini jadi repot. Apalagi banyak potongan biaya admin juga, dengan nada bicara tinggi," sambungnya.
Â
Advertisement