Ketika air kali meluap di Jakarta, semua ikut merasakan dampaknya. Jalan tergenang dan rumah pun terendam. Kesulitan akibat banjir ini rupanya belum juga membuat warga berhenti membuang sampah ke sungai.
Tak hanya sampah kemasan, warga pun membuang kasur di sungai. Akibatnya, tumpukan sampah di kali menyumbat saluran air.
Tumpukan sampah itu salah satunya bisa dijumpai di jembatan Latumenten, Tambora, Jakarta Barat. Pulau sampah ini sudah menumpuk sejak sebulan terakhir. Bau menyengat pun menyeruak.
Tidak sedikit warga mengeluhkan kondisi tersebut. Mereka menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lamban mengatasi banjir. Pemprov DKI hanya mengerahkan 1 unit alat berat untuk mengangkat sampah sejak Senin 24 Desember 2012 malam. Kemudian keesokan harinya alat tersebut menganggur di samping kali.
Hamparan sampah juga menutupi aliran air Kali Angke di kawasan Grogol, Jakbar, bersebelahan dengan jalan tol dalam kota. Tak ayal air kali yang tersumbat kerap meluap menggenangi ruas jalan tol dan di sekitar perempatan Grogol.
Sampah juga menggunung di pintu air Manggarai, Jakarta Selatan, sehingga menyumbat aliran air. Meski pengerukan terus dilakukan, tumpukan sampah puluhan ton ini tidak mudah dibersihkan. Rencananya sampah yang dikeruk akan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Kesan lambat itu dapat dijumpai dalam pembersihan di pintu air Manggarai. Pemprov DKI hanya mengandalkan 1 unit eskavator. Meski ratusan meter kubik sampah telah diangkut, sampah yang terbawa arus Sungai Ciliwung masih saja terus mengalir.
Penumpukan sampah ini tak luput dari perhatian Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pemprov DKI pun mengusulkan agar sungai dipetak-petak mulai tahun depan. Dengan solusi itu, lanjut Ahok, dibutuhkan orang yang setiap harinya mampu menjaga sungai agar tidak ditumpuki sampah.(Ais)
Tak hanya sampah kemasan, warga pun membuang kasur di sungai. Akibatnya, tumpukan sampah di kali menyumbat saluran air.
Tumpukan sampah itu salah satunya bisa dijumpai di jembatan Latumenten, Tambora, Jakarta Barat. Pulau sampah ini sudah menumpuk sejak sebulan terakhir. Bau menyengat pun menyeruak.
Tidak sedikit warga mengeluhkan kondisi tersebut. Mereka menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lamban mengatasi banjir. Pemprov DKI hanya mengerahkan 1 unit alat berat untuk mengangkat sampah sejak Senin 24 Desember 2012 malam. Kemudian keesokan harinya alat tersebut menganggur di samping kali.
Hamparan sampah juga menutupi aliran air Kali Angke di kawasan Grogol, Jakbar, bersebelahan dengan jalan tol dalam kota. Tak ayal air kali yang tersumbat kerap meluap menggenangi ruas jalan tol dan di sekitar perempatan Grogol.
Sampah juga menggunung di pintu air Manggarai, Jakarta Selatan, sehingga menyumbat aliran air. Meski pengerukan terus dilakukan, tumpukan sampah puluhan ton ini tidak mudah dibersihkan. Rencananya sampah yang dikeruk akan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Kesan lambat itu dapat dijumpai dalam pembersihan di pintu air Manggarai. Pemprov DKI hanya mengandalkan 1 unit eskavator. Meski ratusan meter kubik sampah telah diangkut, sampah yang terbawa arus Sungai Ciliwung masih saja terus mengalir.
Penumpukan sampah ini tak luput dari perhatian Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pemprov DKI pun mengusulkan agar sungai dipetak-petak mulai tahun depan. Dengan solusi itu, lanjut Ahok, dibutuhkan orang yang setiap harinya mampu menjaga sungai agar tidak ditumpuki sampah.(Ais)