Liputan6.com, Makassar: Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Polisi Firman Gani di Makassar, Sabtu (4/1), menyatakan, peledakan bom di Makassar dan Bali saling terkait. Ini dibuktikan dengan pengakuan lima dari 18 tersangka peledakan bom Makassar yang mengenal Imam Samudra alias Abdul Aziz yang disebut-sebut sebagai otak peledakan bom Bali, 12 Oktober silam.
Selain berdasarkan pengakuan para tersangka, indikasi keterkaitan dengan bom Bali juga ditemukan berdasarkan hasil investigasi. Hasilnya, visi, misi, serta sasaran peledakan seperti rumah ibadah agama tertentu dan simbol-simbol Amerika Serikat ternyata sama dengan yang dilakukan kelompok pelaku peledakan bom Bali.
Menurut Firman, kini Polda Sulsel bekerja sama dengan sejumlah Polda di Sulawesi untuk menghindari ledakan susulan. Kekhawatiran ini muncul lantaran, sejumlah pelaku peladakan bom Makassar dan Bali masih ada yang buron. Bila hal ini tak diantisipasi dan jaringan mereka tak dapat diusut tuntas dan suatu waktu mereka akan meningkatkan aksinya di Tanah Air. Apalagi berdasarkan dokumen yang ditemukan polisi--baik milik kelompok Bali atau Makassar--daerah lainnya yang menjadi sasaran peledakan adalah seluruh Sulawesi, Lampung, Banten, Yogyakarta, dan Solo.
Firman juga menyatakan tidak menutup kemungkinan ada tersangka peledakan bom Makassar yang lari ke Filipina Selatan. Namun, Firman memastikan mereka tidak mungkin lewat jalur resmi lantaran polisi sudah bekerja sama dengan imigrasi. Sedangkan, para tersangka kabur lewat jalur laut, sangat mungkin.
Selain bekerja sama dengan sejumlah polda dan Tim Investigasi Bom Bali, Polda Sulsel juga berkoordinasi dengan sejumlah bank. Kerja sama ini untuk menelusuri serta mendeteksi kemungkinan aliran dana kepada jaringan terorisme di Indonesia.
Jauh-jauh hari, sebenarnya Kepala Polri Jenderal Polisi Da`i Bachtiar menyatakan bahwa peledakan bom di dua tempat itu saling berkaitan. Indikasinya bisa dilihat dari karakteristik ledakan, modus, dan cara-cara pelaksanaannya. Untuk menindaklanjuti pernyataan Kapolri itu Polda Makassar kemudian bekerja sama dengan Tim Investigasi Bom Bali [baca: Enam Tersangka Baru Kasus Bom Makassar Diumumkan].(YYT/Muhammad Takbir)
Selain berdasarkan pengakuan para tersangka, indikasi keterkaitan dengan bom Bali juga ditemukan berdasarkan hasil investigasi. Hasilnya, visi, misi, serta sasaran peledakan seperti rumah ibadah agama tertentu dan simbol-simbol Amerika Serikat ternyata sama dengan yang dilakukan kelompok pelaku peledakan bom Bali.
Menurut Firman, kini Polda Sulsel bekerja sama dengan sejumlah Polda di Sulawesi untuk menghindari ledakan susulan. Kekhawatiran ini muncul lantaran, sejumlah pelaku peladakan bom Makassar dan Bali masih ada yang buron. Bila hal ini tak diantisipasi dan jaringan mereka tak dapat diusut tuntas dan suatu waktu mereka akan meningkatkan aksinya di Tanah Air. Apalagi berdasarkan dokumen yang ditemukan polisi--baik milik kelompok Bali atau Makassar--daerah lainnya yang menjadi sasaran peledakan adalah seluruh Sulawesi, Lampung, Banten, Yogyakarta, dan Solo.
Firman juga menyatakan tidak menutup kemungkinan ada tersangka peledakan bom Makassar yang lari ke Filipina Selatan. Namun, Firman memastikan mereka tidak mungkin lewat jalur resmi lantaran polisi sudah bekerja sama dengan imigrasi. Sedangkan, para tersangka kabur lewat jalur laut, sangat mungkin.
Selain bekerja sama dengan sejumlah polda dan Tim Investigasi Bom Bali, Polda Sulsel juga berkoordinasi dengan sejumlah bank. Kerja sama ini untuk menelusuri serta mendeteksi kemungkinan aliran dana kepada jaringan terorisme di Indonesia.
Jauh-jauh hari, sebenarnya Kepala Polri Jenderal Polisi Da`i Bachtiar menyatakan bahwa peledakan bom di dua tempat itu saling berkaitan. Indikasinya bisa dilihat dari karakteristik ledakan, modus, dan cara-cara pelaksanaannya. Untuk menindaklanjuti pernyataan Kapolri itu Polda Makassar kemudian bekerja sama dengan Tim Investigasi Bom Bali [baca: Enam Tersangka Baru Kasus Bom Makassar Diumumkan].(YYT/Muhammad Takbir)