Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa magnitudo 7,5 mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT) hari ini, Selasa (14/12/2021). Kini lindu telah dimutakhirkan menjadi magnitudo 7,4.
Dilaporkan gempa tersebut berada di kedalaman 12 kilometer dan berpotensi tsunami. Belakangan BMKG menginformasikan potensi tsunami tersebut terdeteksi di Marapokot, Kabupaten Nagekeo, NTT.
Advertisement
Baca Juga
Saat gempa terjadi, tak sedikit warga yang tengah beraktivitas di luar rumah, langsung lari berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Salah satunya Marton, warga di Kota Maumere. Dia mengaku saat itu dirinya dan sejumlah rekannya tengah berada di kantor.
"Terasa banget guncangannya. Berasa mirip seperti gempa tahun 1992, 29 tahun yang lalu," ungkap Marton.
Marton sempat mengabadikan kondisi Kota Maumere dengan kamera handphonenya saat hendak kembali ke rumah. Dalam video yang diterima Liputan6.com, warga dan sejumlah siswa memilih untuk menghentikan aktivitasnya dan berdiri di pinggiran jalan. Sebagian bahkan ada yang mulai mengungsi dengan motor dan kendaraan roda empat.
Menurut Marton, pihak BPBD setempat juga telah menyerukan kepada warga terutama mereka yang tingga di pesisir untuk mengungsi sementara ke dataran tinggi.
Lanjut Marton, masjid di dekat rumahnya juga mengumumkan agar warga untuk sementara mengungsi mengingat adanya peringatan potensi tsunami.
Air Laut Sempat Masuk ke Halaman Rumah Warga
Di sisi lain, Liputan6.com juga mendapatkan informasi terkait ketinggian air laut saat gempa magnitudo 7,4 terjadi.
Menurut kesaksikan salah satu warga di Jalan Sinde Kabor, Kelurahan Kotauneng, Kecamatan Alok, Sikka, NTT, air laut sempat masuk hingga ke halaman depan rumahnya.
"Di masjid diumumkan agar kami mengungsi," kata dia.
Air laut juga naik ke daratan di pesisir Nangahale. Sedangkan di Pelabuhan Lorensai, Kota Maumere, kondisiair laut tampak normal.
Advertisement