Sukses

Relawan Anies Baswedan Deklarasi Dukungan di Solo

Relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk jadi calon presiden di Pilpres 2024, yakni Sobat Anies mendeklarasikan diri di Solo.

Liputan6.com, Jakarta Relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk jadi calon presiden di Pilpres 2024, yakni Sobat Anies mendeklarasikan diri di Solo.

Ketua Dewan Pembina Sobat Anies Nasional. Luh Sukmo Kuncoro mengatakan deklarasi nasional dihadiri perwakilan dari beberapa kota dan provinsi di Indonesia, seperti dari Jakarta, Sumatera, Bali, Kalimantan, Surabaya, Madura, berbagai daerah, dan kota lainnya.

"Kita merangkul semua kelompok, semua agama, semua jaringan, semua etnis, semua komunitas, dan semua lapisan masyarakat. Kami tidak lagi menggunakan bahasa yang kasar. Tetapi kita berbicara satu untuk Indonesia," kata dia seperti dilansir dari Antara, Jumat (17/12/2021).

Yang unik, dalam dukungan tersebut diselingi sebuah lagu hadiah dari pendukung asal Boyolali.

"Dari Boyolali. Saya punya sebuah lagu untuk Anies, saya nyanyikan di sini agar orang tahu Anies," kata sang pendukung.

Ia kemudian menyanyikan lagu tersebut. Dalam liriknya digambarkan sosok Anies disebut sebagai pahlawan dan penyelamat.

"Anies Baswedan kau terpilih, ditunggu-tunggu sebagai pahlawan, penyelamat, saat tangis ibu pertiwi sakiti walau tak terdengar lagi, sakit hingga hampir mati," katanya saat bernyanyi.

 

2 dari 2 halaman

Tuai Kritik

Sebelumnya, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak menilai relawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sejatinya tidak paham betul mengenai penuntasan janji kampanye Anies.

Menurut Gilbert wanprestasi program kerja Anies dalam memimpin ibu kota cukup banyak.

"Relawan sendiri tidak tahu atau kenal apa yang mereka rela bela. Rumah DP Rp0, banjir, transportasi, dan lain-lain semua tidak terealisasi," ucap Gilbert, Selasa (5/10/2021).

Gilbert menegaskan, kritik terhadap kinerja Anies Baswedan yang disuarakan PDIP tidak hanya Formula E saja. Namun, dari rencana itu merupakan langkah ingkar janji politik Anies.

Alasannya, Formula E bukanlah program kerja DKI namun justru menguras keuangan Jakarta untuk menggelar hajatan mobil malap listrik tersebut.

Gilbert menambahkan, relawan sedianya mempertimbangkan dengan bijak sikap Anies ngotot menggelar Formula E yang merupakan sikap kurang etis dalam berpolitik. Selain tidak transparan, Anies juga dinilai justru menjadikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menjadi tameng agar Formula E tetap berlangsung.

"Utang yang sangat besar dan menggunakan uang rakyat di luar janji kampanye adalah Formula E, ini cerminan etika politik yang kurang," tuturnya.

Ia pun mendorong Anies Baswedan secara terbuka menyatakan kesiapan dirinya maju dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Dengan cara itu, menurut Gilbert merupakan sikap ksatria seorang sosok dalam menggunakan haknya.

"Lebih baik ksatria mengakui keinginan untuk maju Pilpres karena itu hak WNI. Tetapi tentu selesaikan dulu janji kampanye yang tidak jelas di DKI. Itu utang, manusia itu ucapannya yang dipegang," pungkasnya.