Sukses

Wapres Ma'ruf Buka Muktamar Wahdah Islamiyah, Ingatkan Pemberdayaan Umat

Ma'ruf Amin berharap, Wahdah Islamiyah dapat bersinergi bersama Pemerintah dan masyarakat, terutama dalam membangun umat yang berilmu sekaligus beriman.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyatakan, tidak perlu ada perdebatan tentang dasar negara yakni Pancasila. Menurut dia, yang perlu dipikirkan adalah bagaimana umat Islam sebagai mayoritas dapat menjaga persatuan dan meningkatkan pemberdayaan.

"Ke depan yang justru harus kita lakukan adalah, bagaimana menjaga umat (Himayatul Ummah) yang merupakan mayoritas dari bangsa ini dan penguatan atau pemberdayaan umat (Taqwiyyatul Ummah) yang sampai sekarang masih dalam posisi yang lemah," ujar Ma'ruf saat membuka Muktamar Wahdah Islamiyah secara virtual pada Minggu (19/12/2021).

Menjaga umat, lanjut Wapres, perlu dilakukan untuk menghindarkan umat Islam dari pemikiran yang menyimpang (Al afkaarul munharifah) melalui cara-cara yang santun dan damai sesuai dengan prinsip ajaran Islam wasathiyah yang kita anut bersama.

Sedangkan, memberdayakan umat, diperlukan agar umat menjadi kuat, baik dari segi pendidikan maupun ekonomi.

"Salah satu upaya yang harus kita lakukan adalah memperbanyak para pengusaha umat dengan membangun pusat-pusat inkubasi di berbagai daerah dan menaikkelaskan para pengusaha mikro dan kecil. Dan kita semua tahu bahwa para da'i di samping sebagai pendakwah juga mereka para pedagang," terang dia.

2 dari 2 halaman

Diharap Dapat Sinergi

Ma'ruf berharap, Wahdah Islamiyah dapat bersinergi bersama pemerintah dan masyarakat, terutama dalam membangun umat yang berilmu sekaligus beriman.

"Ilmu dan takwa tidak boleh kita pisahkan, ibarat dua sisi mata uang. Penguasaan ilmu pengetahuan yang benar justru akan semakin menuntun kita pada keimanan. Keduanya merupakan pegangan setiap insan dalam mengarungi kehidupan di tengah berbagai tantangan zaman," kata dia.

Senada dengan hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, sebelumnya juga mengatakan bahwa penting untuk meningkatkan jumlah cendekiawan muslim di Indonesia. Namun, kemurnian ilmu yang diperoleh, harus berasal dari sumber yang terpercaya.

"Jangan hanya belajar dari uztad Google, atau dari uztad Medsos, ilmu agama itu harus berasal dari yang sudah teruji," ujar Mahfud.