Liputan6.com, Gresik: Nelayan Gresik dan Lamongan, Jawa Timur, terpaksa menggunakan campuran minyak tanah dan oli sebagai pengganti solar. Pasalnya, harga solar di dua daerah tersebut mencapai Rp 2.000 per liter. Menggunakan bahan bakar campuran minyak tanah dan oli memang jauh lebih murah dibandingkan membeli solar. Hanya dengan dana Rp 216 ribu untuk membeli satu drum minyak tanah dan empat liter oli, para nelayan bisa melaut. Sedangkan bila menggunakan solar, mereka harus mengeluarkan uang Rp 400 ribu.
Tapi patut diingat, melaut dengan menggunakan bahan bakar campuran minyak tanah dan oli bukan tanpa risiko. Mesin perahu cepat rusak jika lama menggunakan bahan bakar tersebut. Rifai, nelayan di Gresik mengaku bukan tak paham dengan resiko itu. Namun, dia mengaku terpaksa menggunakan bahan bakar tersebut daripada tak melaut. "Kalau mesin rusak, nanti baru kita pikirkan," kata Rifai.
Selama ini, untuk sekali melaut nelayan membutuhkan dana operasional sekitar Rp 100 ribu. Dengan rincian, Rp 80 ribu untuk membeli solar sebanyak 40 liter dan Rp 20 ribu untuk makan. Sedangkan menggunakan minyak oplosan, mereka hanya mengeluarkan uang Rp 65 ribu.
Bukan hanya nelayan Gresik dan Lamongan yang menggunakan minyak oplosan, nelayan di Ampenan, Nusatenggara Barat dan Pusong, Aceh, juga demikian. Mereka terpaksa menggunakan minyak oplosan untuk menggantikan solar yang mahal [baca: Nasib Nelayan Ampenen Semakin Terpuruk].(AWD/Mohammad Khodim)
Tapi patut diingat, melaut dengan menggunakan bahan bakar campuran minyak tanah dan oli bukan tanpa risiko. Mesin perahu cepat rusak jika lama menggunakan bahan bakar tersebut. Rifai, nelayan di Gresik mengaku bukan tak paham dengan resiko itu. Namun, dia mengaku terpaksa menggunakan bahan bakar tersebut daripada tak melaut. "Kalau mesin rusak, nanti baru kita pikirkan," kata Rifai.
Selama ini, untuk sekali melaut nelayan membutuhkan dana operasional sekitar Rp 100 ribu. Dengan rincian, Rp 80 ribu untuk membeli solar sebanyak 40 liter dan Rp 20 ribu untuk makan. Sedangkan menggunakan minyak oplosan, mereka hanya mengeluarkan uang Rp 65 ribu.
Bukan hanya nelayan Gresik dan Lamongan yang menggunakan minyak oplosan, nelayan di Ampenan, Nusatenggara Barat dan Pusong, Aceh, juga demikian. Mereka terpaksa menggunakan minyak oplosan untuk menggantikan solar yang mahal [baca: Nasib Nelayan Ampenen Semakin Terpuruk].(AWD/Mohammad Khodim)