Liputan6.com, Jakarta Adanya keinginan memasangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024, diklaim membawa keuntungan bagi PDIP.
Hal tersebut disampaikan oleh relawan kedua tokoh tersebut yang tergabung dalam Laskar Ganjar-Puan, yang disampaikan Ketua Dewan Pembina laskar, Mochtar Mohamad.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, karena keduanya adalah kader PDIP, dimungkinkan bisa membawa efek bagus dalam hal ini suara bagi partai di Pemilu 2024.
"Maka hasil pemilu pada tahun 2024 nanti, suara PDI Perjuangan akan melebihi hasil perolehan suara PDI Perjuangan pada tahun 1999," klaim Mochtar, Selasa (21/12/2021).
Selain itu, masih kata dia, baik Ganjar dan Puan bisa menarik masyarakat yang rindu akan sosok Sukarno.
"Karena keduanya diyakini sangat mampu untuk membumikan spirit Pancasila 1 Juni 1945 dan melaksanakan konsep trisakti dari Bung Karno, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," kata Mochtar.
Â
Hasil Survei
Founder Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) yang juga Analisis Komukasi Politik Hendri Satrio mengatakan, kepiawaian dan prestasi Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini berdampak terhadap naiknya kriteria calon presiden di Pemilu 2024.
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi publik 'Dapur KedaiKOPI: Tutup Tahun 2021, Ini Kata Publik Tentang Calon Pemimpin 2024'.
Hendri mengatakan, Presiden Jokowi sudah membuat standar tinggi untuk pembangunan Indonesia. Atas dasar itu, dia berpandangan jika presiden di ajang Pemilu 2024 akan kesulitan memenuhi standar yang telah dibuat oleh Jokowi.
"Karena Jokowi sendiri sudah cerdas, maka masyarakat Indonesia menginginkan Presiden yang minimal secerdas pak Jokowi," ujar Hendri dalam diskusi yang digelar di kawasan Tebet, Jakarta, Minggu (19/12/2021).
Menurut dia, berdasarkan temuan di lapangan, ada pergeseran yang menarik pada kriteria calon presiden yang akan dipilih rakyat. Dari hasil survei KedaiKOPI terungkap, responden ingin memilih calon presiden yang cerdas dan visioner daripada yang merakyat dan tegas.
"Kriteria presiden cerdas menjadi teratas melampaui presiden berkriteria merakyat," kata Hendri.
Advertisement