Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) terus mengakselerasikan upaya restrukturisasinya dengan membangun komunikasi konstruktif dengan para kreditur, lessor maupun stakeholder terkait.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pada rapat kreditur pertama melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sementara di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa 21 Desember 2021.
Advertisement
Baca Juga
Ada beberapa hal yang diungkapkan Irfan saat rapat yang merupakan agenda pertama dari rangkaian proses PKPU yang diajukan oleh PT Mitra Buana Koorporindo (MBK) selaku kreditur tersebut.
Salah satunya Irfan menegaskan, Garuda Indonesia akan terus secara proaktif membuka diskusi dengan para kreditur demi kesuksesan restrukturisasi perusahaan.
"Sebagaimana yang disampaikan oleh Tim Pengurus bahwa PKPU bukanlah kepailitan, melainkan sebuah upaya mencapai kesepakatan terbaik terhadap langkah langkah penyelesaian kewajiban usaha Garuda Indonesia terhadap kreditur," ujar Irfan.
Selain itu diungkapkan Irfan, pihaknya juga memberikan perhatian terhadap potensi delisting saham GIAA. Sebelumnya BEI hentikan sementara atau suspensi perdagangan saham GIAA sejak 18 Juni 2021.
Berikut sederet hal yang disampaikan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat rapat kreditur pertama melalui proses PKPU dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Ungkapkan Strategi Cetak Laba
Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyatakan fokus mengembangkan bisnis untuk mencatatkan keuntungan.
Untuk meraih target perseroan, Garuda Indonesia akan fokus ke rute-rute yang menguntungkan dan sederhanakan tipe pesawat.
"Business plan kita nomor satu profitable, bukan ekspansi. Kita akan sederhanakan jumlah tipe pesawat. Kita hanya akan terbangkan kalau itu profitable, tentu saja. Kita juga akan dan sudah melakukan perubahan proses bisnis," ujar Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk,Irfan Setiaputra saat paparan publik yang ditulis Selasa 21 Desember 2021.
Dalam materi paparan publik yang disampaikan, perseroan memaparkan rencana tranformasi yang juga disampaikan kepada sebagian besar kreditur perseroan.
Adapun elemen-elemen utana rencana bisnis Garuda Indonesia itu antara lain mengoptimalkan route network perseroan dengan hanya operasikan rute-rute penerbangan yang profitable atau cetak laba. Fokus awal adalah rute-rute penerbangan domestik dan penerbangan internasional tertentu.
Irfan mengatakan, salah satu rute yang tidak dioperasikan yaitu rute Bandung-Denpasar lantaran tidak cocok dengan perseroan. Sedangkan penerbangan internasional hanya lima yang masih jalan.
"Internasional banyak sekali tutup. Masih operasikan, yang tutup di luar ASEAN antara lain Hong Kong, Sydney, Narita, Seoul dan China. Sengaja tak cantumkan Jeddah karena berkaitan dengan umrah, ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya memutuskan batalkan penerbangan umrah karena waktu karantina lebih dari 10 hari. Hal tersebut juga sudah didiskusikan oleh Kementerian Agama untuk menunda penerbangan umrah tersebut.
Selain itu, Garuda Indonesia juga menyesuaikan jumlah pesawat Garuda Indonesia dan Citilink agar selaras dengan ruote network yang telah dioptimalkan, dan simplikasi tipe pesawat untuk efektifitas dan efisiensi operasional pesawat.
Selanjutnya melakukan renegosiasi kontrak sewa pesawat, dan meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui optimalisasi belly capacity dan digitalisasi operasional.PT Garuda Indonesia juga melihat potensi penumpang domestik. Hal ini terlihat dari sebelumnya pandemi Covid-19.
"2019 jumlah penumpang 76,7 juta, ini masih jauh dibandingkan total populasi kita jauh. Sebuah fokus peluang prioritas pengeloaan tujuan wisata di luar Bali," kata dia.
Perseroan juga optimalkan lini bisnis kargo udara. Irfan menuturkan, sejak 2020, Garuda Indonesia terus optimalkan peluang pasar kargo yang menunjukkan potensi.
Saat ini Garuda Indonesia melayani lima rute penerbangan khusus kargo yaitu Manado-Narita, Makassar-Singapura, Denpasar-Hong Kong, Surabaya-Hong Kong dan Makassar-Hong Kong.
"Garuda Indonesia sejak akhir tahun lalu secara resmi operasikan passenger freighter yang dapat mengangkat lebih dari 40 ton angkutan kargo. Armada itu melayani penerbangan khusus kargo baik domestik dan internasional." tutur Irfan.
Â
Advertisement
2. Sampaikan Proyeksi 2022
Untuk proyeksi 2022, Irfan mengatakan, tahun depan merupakan konsolidasi.Perseroan berharap penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) selesai pada 2022.
"Jadikan 2022 menjadi tahun di mana recovery, dari Garuda kita bisa mulai, saya belum bisa sampaikan proyeksinya, kita masih finalisasi. Terlepas dari proyeksi kinerja diharapkan mesti realisasi hadapi situasi pandemi Covid-19," ujar dia.
Ia menambahkan, saat ini kondisi dunia berbeda dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Irfan mengatakan, perseroan bersama pemerintah serta komponen masyarakat juga memperhatikan kesehatan publik.
"(Kondisi-red) membaik, mobilitas jadi keniscayaan, tentu kita berharap ke depan Garuda Indonesia akan tumbuh," ujar dia.
Irfan menuturkan, kinerja kuartal IV ada kenaikan jumlah penumpang signifikan demikian juga kargo.
"Kuartal IV, Oktober, November, dan Desember melihat dengan jelas terjadi peningkatan signifikan jumlah penumpang. Pergerakan kargo yang seperti kita harapkan kuartal IV akan jauh lebih baik dari kuartal III karena PPKM sudah diringankan," kata dia.
Irfan mencontohkan, situasi terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang sudah ramai.
"Cukup panjang antrean tapi belum riuh, karena kita ingin tingkatkan rute perlahan-lahan, pastikan protokol kesehatan bukan hanya di pesawat. Bisa dipastikan kita peduli soal itu," kata dia.
Â
3. Jamin Operasional Penerbangan Normal Selama PKPU
Irfan dalam rapat yang juga didampingi oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio serta bersama-sama dengan para penasihat hukum dan keuangan yang secara resmi mendampingi keseluruhan proses PKPU.
Garuda turut menjelaskan kondisi terkini dan tantangan kinerja usaha yang dihadapi Perusahaan, termasuk menyampaikan skema rencana perdamaian yang telah disusun sebagai bagian dari proses restrukturisasi kepada para kreditur dan Tim Pengurus yang telah ditunjuk oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Irfan menegaskan, Garuda Indonesia akan terus secara proaktif membuka diskusi dengan para kreditur demi kesuksesan restrukturisasi perusahaan.
"Sebagaimana yang disampaikan oleh Tim Pengurus bahwa PKPU bukanlah kepailitan, melainkan sebuah upaya mencapai kesepakatan terbaik terhadap langkah langkah penyelesaian kewajiban usaha Garuda Indonesia terhadap kreditur," ucap dia.
Mengingat situasi yang sedang dihadapi, Garuda Indonesia secara konsisten terus mengedepankan komitmennya untuk menegakan prinsip transparansi dan good faith sehingga harapannya proses PKPU dapat berlangsung secara optimal, efisien, dan juga adil bagi seluruh pihak.
"Kami sangat terbuka untuk bernegosiasi dan berdialog secara damai dan berbasis goodwill dengan para kreditur dan lessor," papar Irfan.
Â
Advertisement
4. Mengajukan Tagihan
Setelah rapat perdana, kreditur diberikan kesempatan untuk mengajukan tagihan paling lambat pada tanggal 5 Januari 2021, yang lebih lanjut akan diverifikasi serta dicocokkan pada rapat kreditur kedua di pertengahan bulan Januari.
Selama proses PKPU berlangsung, Garuda Indonesia memastikan layanan operasional penerbangan baik untuk penumpang maupun kargo tetap tersedia secara optimal.
"Kepercayaan pelanggan setia Garuda menjadi semangat kami untuk terus memberikan yang terbaik, melalui layanan yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat pelanggan Garuda," tambah Irfan.
Dirut Garuda ini mengucapkan terima kasih atas seluruh dukungan maupun perhatian stakeholder terhadap keberlangsungan usaha Garuda hingga saat.
"Kami memandang proses PKPU ini akan menjadi titik balik dari upaya pemulihan kinerja Garuda Indonesia, dimana melalui proses PKPU yang tengah kami jalani, kiranya dapat memberikan outlook yang lebih terukur terhadap langkah pemulihan kinerja yang tengah kami maksimalkan," terang Irfan.
Â
5. Tanggapi soal Potensi Delisting Saham dari BEI
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyampaikan tanggapan mengenai potensi delisting saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra menuturkan, pihaknya juga memberikan perhatian terhadap potensi delisting saham GIAA. Sebelumnya BEI hentikan sementara atau suspensi perdagangan saham GIAA sejak 18 Juni 2021.
"Menyikapi informasi tentang potensi delisting saham Garuda Indonesia (GIAA) yang disampaikan Bursa Efek Indonesia beberapa waktu lalu, dapat kami sampaikan bahwa Garuda Indonesia terus memberikan perhatian penuh terhadap hal tersebut," kata dia dikutip dari keterangan tertulis.
Irfan mengatakan, perseroan tengah fokus melakukan upaya terbaik dalam percepatan pemulihan kinerja melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Ia mengatakan, hal itu untuk menghasilkan kesepakatan terbaik dalam penyelesaian kewajiban usaha, sehingga nantinya saham Garuda dapat kembali diperdagangkan seperti sedia kala.
"Sesuai dengan Informasi yang disampaikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), delisting saham dilakukan setelah suspensi saham berlangsung sekurang-kurangnya 24 bulan dari waktu pengumuman suspensi. Adapun saham Garuda Indonesia saat ini telah disuspensi selama 6 bulan berkaitan dengan penundaan pembayaran kupon sukuk," kata dia.
Oleh karena itu, Irfan menuturkan, perseroan akan mengoptimalkan momentum PKPU dalam mengakselerasikan langkah pemulihan kinerja. Dengan pemulihan kinerja perseroan berharap lebih sehat dan berdaya saing.
"Guna menjadikan Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang lebih sehat, agile dan berdaya saing," Irfan menambahkan.
Â
Advertisement
6. Tawarkan Skema Proposal Perdamaian
Garuda Indonesia juga turut menjelaskan kondisi terkini dan tantangan kinerja usaha yang dihadapi Perusahaan.
Hal ini termasuk menyampaikan skema rencana perdamaian yang telah disusun sebagai bagian dari proses restrukturisasi kepada para kreditur dan Tim Pengurus yang telah ditunjuk oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Irfan menegaskan, Garuda Indonesia akan terus secara proaktif membuka diskusi dengan para kreditur demi kesuksesan restrukturisasi perusahaan.
"Sebagaimana yang disampaikan oleh Tim Pengurus bahwa PKPU bukanlah kepailitan, melainkan sebuah upaya mencapai kesepakatan terbaik terhadap langkah langkah penyelesaian kewajiban usaha Garuda Indonesia terhadap kreditur," ujar Irfan dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu 22 Desember 2021.
Ia menuturkan, hal itu mengingat situasi yang sedang dihadapi, Garuda Indonesia secara konsisten terus mengedepankan komitmennya untuk menegakan prinsip transparansi dan good faith sehingga harapannya proses PKPU dapat berlangsung secara optimal, efisien, dan juga adil bagi seluruh pihak.
"Kami sangat terbuka untuk bernegosiasi dan berdialog secara damai dan berbasis goodwill dengan para kreditur dan lessor," jelas Irfan.
Krisis Kepak Sayap Garuda Indonesia
Advertisement