Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Akhmad menyebut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026, Yahya Cholil Staquf bukanlah sosok asing di pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin.
Gus Yahya tercatat menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2014-2019.
Advertisement
Baca Juga
"Tentunya Pemerintah sangat senang dengan terpilihnya Gus Yahya ini," ujar Rumadi dikutip dari siaran pers, Jumat (24/12/2021).
Menurut dia, terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketum PBNU menjadi bukti adanya regenerasi kepemimpinan NU. Rumadi menyampaikan bahwa Gus Yahya merupakan simbol kekuatan kader muda NU.
"Gus Yahya adalah simbol kekuatan kader muda NU," kata dia.
Minta NU terus bekerjasama dengan pemerintah
Rumadi berharap di bawah kepemimpinan Gus Yahya, NU terus menjaga khitahnya sebagai organisasi sosial keagamaan yang menjaga keislaman dan keindonesiaan. Dia juga meminta NU terus bekerjasama dengan pemerintah.
Bukan hanya kerja sama untuk menjaga NKRI dan mensejahterakan rakyat, Rumadi ingin NU turut menjadi pilar memperkuat agenda nasional pemerintah terkait moderasi beragama.
"NU organisasi yang supportif terhadap pemerintah sejauh kebijakan pemerintah sejalan dengan prinsip-prinsip NU," tegas da.
Advertisement
Ketua Umum PBNU periode 2021-2026
KH KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2021-2026, dalam pemilihan yang dilakukan dalam Muktamar ke-34 NU ke-34, yang digelar di Lampung, Jumat (24/12/2021).
Gus Yahya mengantongi 337 suara, unggul dari calon inkumben yakni KH Said Aqil Siroj yang mendapatkan 210 suara. Adapun satu suara tidak sah.