Sukses

Kaleidoskop News 2021: Kisah Transformasi Aprilia Manganang, Prajurit TNI AD yang Ternyata Pria

Status gender Aprilia Manganang ini memang kerap menjadi bahan pertanyaan. Saat masih menjadi atlet bola voli, dia selalu mendapat protes dari lawan-lawannya.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu peristiwa yang menjadi sorotan masyarakat sepanjang tahun 2021 adalah sosok mantan pemain Tim Nasional Bola Voli Putri, Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang. Prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad) ini menghebohkan publik lantaran terungkap fakta dirinya adalah seorang pria.

Status gender Aprilia Manganang ini memang kerap menjadi bahan pertanyaan. Saat masih menjadi atlet bola voli, dia selalu mendapat protes dari lawan-lawannya baik dalam ajang nasional maupun internasional.

Seperti yang pernah terjadi di ajang bola voli indoor putri SEA Games 2015 lalu di Singapura. Ketika itu Aprilia yang menjadi andalan timnas Indonesia diragukan jenis kelaminnya oleh Filipina.

Pelatih timnas Filipina Roger Gorayeb ragu apakah Aprilia wanita tulen. Pasalnya, secara penampilan dan kemampuan fisik, Aprilia mirip laki-laki.

"Aprilia sangat kuat, itu seperti menempatkan seorang laki-laki dalam pertandingan wanita," kata Gorayeb.

Filipina pun mengajukan protes resmi kepada panitia. Mereka bahkan meminta Aprilia menjalani pemeriksaan jenis kelamin terlebih dulu.

"Kami sudah mengajukan protes, terserah kepada manajer pertandingan untuk meneruskannya kepada federasi bola voli atau pengurus voli di sini," kata juru bicara wanita timnas voli Filipina kepada AFP.

Namun, akhirnya laporan tersebut ditolak, karena Aprilia lolos tes medis sebagai perempuan, sehingga bisa bermain pada pertandingan selanjutnya.

Tidak disangka pada tahun 2021, TNI Angkatan Darat (AD) kemudian mengkonfirmasi status gendernya merupakan seorang pria. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan duduk perkara jenis kelamin Aprilia.

Pria kelahiran Tahuna, Sulawesi Utara, 27 April 1992 tersebut mengalami kelainan reproduksi. "Saat dilahirkan dia punya kelainan pada sistem reproduksinya, Hipospadia," tutur Andika di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa 9 Maret 2021.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

2 dari 5 halaman

Perjalanan Vonis Hipospadia

Perjalanan vonis bahwa Aprilia mengidap Hipospadia diberikan oleh tim dokter RSPAD Gatot Subroto dimulai pada Februari 2021. Pemeriksaan medis secara menyeluruh pun dijalani sesuai dengan kemauan Aprilia, yang memang sudah diinginkannya sejak lama.

"Jadi saya konsultasi tawarkan apa yang bisa kami bantu untuk dia. Akhirnya Sersan Manganang rupanya excited. Ini yang ditunggu-tunggu, saya hadirkan tim RSPAD, kemudian lakukan pemeriksaan lengkap dengan menggunakan seluruh fasilitas kesehatan kami," ujar Andika.

Aprilia Manganang sendiri direkrut menjadi prajurit TNI AD melalui jalur penerimaan khusus anak muda berprestasi pada 2016 lalu. Pemeriksaan medis kala itu pun tidak sampai pada diagnosa kelainan alat reproduksi Hipospadia.

"AD memutuskan untuk menerima. Pemeriksaan tidak dilakukan selengkap yang kami gelar minggu lalu," katanya.

Menurut Andika, Aprilia masuk dalam Bintara Komunitas Ajudan Jendral. Dia lahir dan besar di daerah yang terbilang terbatas secara fasilitas hingga akhirnya dilahirkan dengan akta lahir perempuan.

"Sersan Aprilia Manganang dilahirkan di Tahuna, jadi inilah tempat lahir dan dibesarkan Aprilia Manganang. Tepatnya di Pulau Sangir, atau sering disebut Tahuna. Dan kalau kita hari ini naik kapal, itu kira-kira dari Manado delapan jam ke arah pulau ini. Seseorang yang diberi nama Aprilia Manganang tidak seberuntung kita semua. Saat dilahirkan, dia punya kelainan pada sistem reproduksinya. Hipospadia," beber Andika.

Lebih lanjut, ayah dan ibu dari Aprilia juga tidak dalam kondisi berpendidikan cukup. Keduanya hanya seorang buruh tani dan asisten rumah tangga, bahkan melahirkan pun di rumah dengan fasilitas medis seadanya.

"Ini yang kemungkinan paramedis melihat hanya secara fisik bahwa anak ini perempuan. Kondisi ini terus berlangsung sampai Aprilia Sekolah Dasar dan SMP di Tahuna, pindah SMA ke Manado, sampai akhirnya 2016 Angkatan Darat melihat prestasi dari anak ini. Itulah kenapa Angkatan Darat saat itu memutuskan merekrut Aprilia dalam program rekrutmen khusus Bintara Berprestasi. Aprilia direkrut jadi Angkatan Darat," terang Andika.

Andika Perkasa turut berbagi cerita pengakuan Serda Aprilia Manganang yang melalui masa kecil tanpa lepas dari persekusi atau bullying. Kondisi jenis kelaminnya ini telah menjadi objek bahan rundungan teman sebayanya.

"Pengakuan Manganang dia sering menjadi objek bully-an. Ya seperti yang saya bilang tadi, sejak kecil anak kecil nggak punya rem, apa yang dilihat langsung ditanyakan," tutur Andika.

 

3 dari 5 halaman

Aprilia Jadi Bahan Perundungan

Menurut Andika, sejak menjadi bahan perundungan Aprilia pun memilih untuk menjauh dari teman-temannya. Bahkan untuk bersosialisasi dengan orang lain pun enggan.

"Itu yang membuat Sersan Manganang ini cenderung menjauh dan lebih membatasi. Mungkin setiap ketemu orang pertanyaannya itu lagi itu lagi," jelas dia.

Sebab itu, lanjut Andika, sebagai KSAD dirinya bermaksud untuk bertanggung jawab atas semua anggotanya. Termasuk terhadap Aprilia yang telah diterima sebagai bagian dari keluarga besar TNI AD.

"Kami ingin membantu, tapi juga kami tidak ingin merekayasa, sehingga menggunakan segala peralatan fasilitas kesehatan yang kami punya. Dan setelah kami temukan, kami jelaskan, begitu lepas (Aprilia menerima), karena ya itu sekian lama (menunggu kepastian), 20 tahun," kata Andika.

TNI AD pun memastikan untuk memfasilitasi berbagai dokumen yang dibutuhkan agar status administrasi jenis kelamin Serda Aprilia Manganang berganti dari wanita menjadi pria.

"Dirhum Angkatan Darat sudah siapkan dokumen untuk kita membantu Sersan Manganang untuk mendapat apa yang diinginkan, yaitu kita penuhi semua surat yang ada di UU 23 2006 tentang administrasi kependudukan," ujar Andika.

Dia berharap, Pengadilan Negeri Tandanao dapat mengabulkan permohonan perubahan nama dan jenis kelamin Serda Aprilia.

"Dengan harapan setelah ini Sersan Manganan bisa menjadi seseorang yang ditakdirkan untuknya," jelasnya.

Andika juga menegaskan bahwa Aprilia bukan seorang transgender. Dia tidak menjalani operasi pergantian alat kelamin, namun memang dilahirkan dalam kondisi pria yang memiliki kelainan reproduksi Hipospadia.

"Seperti yang saya katakan tadi ini operasi ini corrective surgery, jadi tidak ada pergantian kelamin. Manganang adalah laki-laki dan tidak ada pergantian secara fisik yang mungkin tadinya dari organ-organ kelamin wanita menjadi pria itu tidak ada," tegas Andika.

 

4 dari 5 halaman

Aprilia Manganang Lega

Pensiunan atlet Timnas Bola Voli Putri, Serda Aprilia Manganang mengaku lega dan bahagia setelah menjalani pemeriksaan medis terkait status jenis kelaminnya. Nyatanya, sejak kecil dirinya memanglah seorang pria.

"Ini momen yang sangat saya tunggu-tunggu, bahagia banget. Puji Tuhan Yesus saya bisa lewati ini, dan saya bersyukur Tuhan pakai bapak dan ibu untuk pertemukan saya," tutur Aprilia lewat virtual yang ditampilkan di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa 9 Maret 2021.

Aprilia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Andika Perkasa dan para dokter RSPAD Gatot Subroto yang telah memberikan fasilitas pemeriksaan tersebut.

"Saya terima kasih ke dokter yang sudah bantu saya, saya sangat bahagia, selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya tahun ini tercapai," jelas Aprilia.

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, Aprilia sebenarnya menyadari adanya kelainan dalam dirinya. Hanya saja, keraguannya atas jenis kelaminnya tidak dapat dilawan lantaran orang tua dan dokter tempatnya dilahirkan meyakini dirinya adalah wanita.

"Manganang ini selama ini, sebelum tau secara medis itu dia hanya bisa rasakan saja. Tapi waktu bersamaan nggak bisa lawan assigment keputusan yang diberikan para medis saat dia lahir, dinyatakan sebagai wanita. Itu sudah ada," kata Andika.

"Kalau hasil wawancara kami itu sudah ada sejak awal-awal itu, tapi kita tidak bisa tempatkan itu seperti kita bicara sekarang, dia kan nggak tau. Mungkin pertama yang dia sendiri ingin tau, saya wanita tapi kok postur tubuh saya tidak seperti wanita lain," sambungnya.

Adapun hasil medis, lanjut Andika, dari pemeriksaan urologi jelas bahwa Serda Aprilia Manganang memiliki organ jenis kelaminan laki-laki tanpa sedikit pun menyerupai kelamin perempuan. Berdasarkan sisi Hormonal juga menunjukkan adanya kadar testoteron normalnya seorang pria.

"Pemeriksaan radiologi IMR menyatakan hal yang sama," ujar Andika.

Andika Perkasa memastikan Serda Aprilia Manganang akan tetap menjadi prajurit TNI AD meski secara administrasi kependudukan berubah jenis kelamin dari wanita ke pria.

"Bagaimana selanjutnya, Manganang masuk TNI AD dia jadi Bintara Komunitas Ajudan Jenderal. Saya akan, dengan kondisi ini maka saya dengan staf akan lakukan evaluasi untuk beri tugas yang pas. Kemungkinan besar pilihannya di perbekalan dan angkutan, atau di kesehatan, tergantung passion Manganang di mana," tutur Andika di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

 

5 dari 5 halaman

Aprilia Prajurit dengan Rekam Jejak Baik

Menurut Andika, dia akan mengutamakan keinginan dari Aprilia. Hanya saja sejauh ini Aprilia merupakan prajurit dengan rekam jejak yang baik.

"Sejak lulus 2016, dia ditempatkan di Dinas Jasmani, 2018 sampai sekarang di Kodam Manado. Dia prajurit yang punya disiplin karena selama dinas tidak pernah ada pelanggaran, orangnya sangat nurut, saya yakin itu adalah attitude ya. Dia menunjukkan orang yang punya komitmen, disiplin. Selama berdinas pun selalu masuk dinas sesuai jam dan tidak ada perintah yang tidak dilakukan oleh dia," jelas dia.

Lebih lanjut, menurut Andika kasus seperti Aprilia baru terjadi di TNI AD. Hanya saja, bagi prajurit yang merasa perlu bantuan semacam Aprilia, dirinya menegaskan akan membantu semaksimal mungkin.

"Sejauh saya tahu belum ada. Tapi sebetulnya kami tidak temukan, mungkin kami tidak tahu. Tapi kami siap bantu. Kami sebagai pembina untuk apa, untuk prajurit Angkatan Darat. Karena kami tidak tahu, belum tentu kita bisa kenali ada satu kelainan. Intinya belum ada sebelumnya, tapi kita terbuka untuk bantu siapa pun anggota kami yang merasa perlu bantuan. Dan kita akan berjuang semaksimal mungkin. Kami punya kewajiban bantu," Andika menandaskan.

Pada Jumat 19 Maret 2021, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tondano memutuskan mengabulkan permohonan Serda Aprilia Manganang untuk pergantian jenis kelamin dan nama. Mantan atlet voli timnas putri Indonesia itu sekarang sah menjadi pria baik secara fisik dan administrasi kependudukan.

"Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya," kata majelis hakim di Pengadilan Negeri Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.

Nama Serda Aprilia Santini Manganang kini menjadi Aprilio Perkasa Manganang. Semua putusan pengadilan akan diteruskan secara administrasi ke pihak Dukcapil setempat.

Serda Aprilia Manganang tampak menangis dan menghela napas lega atas putusan majelis hakim. "Jangan menangis," kata hakim.

Serda Aprilia Manganang menjalani persidangan pergantian nama dan jenis kelamin secara online di Mabes TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat. Dalam persidangan ini, dia menyampaikan keinginannya untuk menjadi pria baik secara fisik dan administrasi kependudukan.

Awalnya, majelis hakim menanyakan perasaan Serda Manganang sebelum menskors sidang 20 menit untuk mengambil keputusan.

"Perasaan pemohon setelah jalani operasi meskipun katanya masih ada operasi selanjutnya?," tanya hakim kepada Serda Manganang. Serda Manganang menjawab dirinya sangat menantikan momen tersebut.

Serda Aprilia Manganang bahagia dan berterima kasih kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa dan istrinya, Hetty Andika Perkasa.

"Saya sangat bersyukur atas saran semuanya saya bisa lewati itu dan mungkin ini momen terindah buat saya, saya mau lewati ini dengan hidup baru," kata Serda Aprilia.

Hakim pun mencoba menenangkan Serda Aprilia yang tampak mengontrol emosinya."Jangan nangis, jangan nangis," kata Hakim.

"Maaf Ibu, saya ingin menjadi laki-laki sejati dan bisa bertanggung jawab," jawab April dengan suara bergetar.

Persidangan pergantian jenis kelamin dan nama menjadi Serda Aprilia Manganang di Pengadilan Negeri Tondano menghadirkan ahli yakni dokter bedah dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Guntoro. Sejumlah temuannya terkait kondisi Manganang pun diungkapkan kepada majelis hakim.

Guntoro menyampaikan, pemeriksaan medis Serda Manganang dilakukan pada 3 Februari 2021. Secara fisik, dia melihat mantan atlet timnas voli putri itu adalah seorang pria.

Mulai dari anatomi dada memang berbentuk layaknya tubuh pria normal. Hanya saja di bagian kemaluan ada sedikit perbedaan, namun tetap bisa dipastikan tergolong ke bentuk kemaluan pria.

"Jadi secara fisik sebagai hipospadia," tutur Guntoro kepada hakim di PN Tondano.

Menurut Guntoro, kondisi kelainan organ reproduksi Serda Manganang membuatnya harus jongkok saat buang air seni. Sehingga diyakini bahwa Manganang seorang wanita.

"Karena organnya tidak khas," jelas dia.

Lebih lanjut, dokter lantas melakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Nyatanya memang tidak ditemukan adanya organ reproduksi wanita.

"Periksa rongga panggul tidak ditemukan rahim, indung telur, dan vagina. Kita menemukan prostat dan itu dimiliki hanya laki-laki," kata Guntoro.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan arti dari nama baru Serda Aprilia Santini Manganang yakni Aprilio Perkasa Manganang.

Awalnya, usai operasi korektif organ reproduksi yang dilalui Serda Manganang, Andika meminta mantan atlet Timnas Voli Putri itu untuk menyiapkan nama baru. Sebab pada akhirnya akan ada upaya perubahan status jenis kelamin dan nama melalui persidangan.

"Jadi saya bilang Lanang kamu siapkan nama laki-lakimu. Dia berembuk sama orangtuanya dan memutuskan dan menyerahkan kepada saya dan istri untuk memberi nama dia. Itu juga suatu tanggung jawab bagi saya," tutur Andika di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat.

Secara nama, lanjut Andika, kata Aprilia diambil dari bulan kelahiran Serda Manganang yakni April. Kemudian ditambahkan sedikit panggilan yang identik dengan perempuan sehingga menjadi Aprilia.

"Manganang itu family name. Karena di Sulawesi Utara kulturnya begitu. Ada nama family atau marga. Jadi itu tidak boleh dihilangkan karena itu adalah marga dari orangtuanya, oleh karena itu April dan Manganang harus dipertahankan," jelas dia.

Sementara nama Santini dinilai tidak memiliki korelasi dengan kultur atau pun identitas lainnya. Sehingga Andika pun memilihkan namanya untuk disematkan ke Serda Manganang.

"Oleh karena itu saya putuskan memberikan nama saya di nama tengahnya Perkasa tapi juga sekaligus sebagai suatu harapan. Lanang menjadi laki-laki yang perkasa dalam hal berani bertanggung jawab dan punya tanggung jawab yang besar dan bisa menunjukkan eksistensi dirinya sebagai laki-laki," Andika menandaskan.

 

 

Â