Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 sekaligus Duta Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro menegaskan tidak ada keterangan resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai penamaan varian Delmicron.
Reisa mengatakan sejauh ini penamaan mutasi SARS-CoV-2 berasal dari abjad Yunani.
"WHO sampai sejauh ini memberikan penamaan SARS-CoV-2 dan mutasi yang baru berdasarkan penamaan dari abjad Yunani. Tidak ada keterangan resmi mengenai Delmicron," ujar Reisa dalam pernyataan daring yang diikuti di Jakarta, Senin.
Advertisement
Menurut Reisa, varian Omicron merupakan mutasi COVID-19 yang saling berhubungan dengan varian sebelumnya, yaitu Delta. Begitu pula dengan Delta yang berhubungan dengan varian Alpha.
Baca Juga
Meski demikian, Reisa mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati sebab virus COVID-19 mudah bermutasi. Sehingga dalam pencegahannya jangan sampai lengah dan melonggarkan protokol kesehatan.
Selain itu, katanya, masyarakat harus mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi mengenai Delmicron, sebelum menyebarkannya.
"Delmicron harus dicek dulu informasinya, benar atau tidak. Banyak sumber pemerintah yang dapat digunakan untuk mengecek, seperti kemenkes.go.id dan covid19.go.id," ujar Reisa yang dikutip dari Antara.
Dengan adanya varian baru COVID-19 yang mulai muncul, Reisa mengimbau masyarakat untuk tidak stres berlebihan, namun tetap waspada terhadap penyebarannya.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Pencegahan Optimal
Selain itu, masyarakat diimbau melakukan cara pencegahan paling optimal, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan yang konsisten dan disiplin.
Apabila akan bepergian, masyarakat diimbau untuk memilih lokasi tujuan yang mengaplikasikan PeduliLindungi dan menjalankan CHSE.Kemudian untuk menggabungkan perlindungan diri dengan memakai masker serta mengikuti vaksinasi.
Sebelumnya, pakar ilmu kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan Delmicron bukan penamaan ilmiah dari varian baru SARS-CoV-2.
Keterangan tersebut, menurutnya, sejauh ini hanya pendapat seorang dokter yang kebetulan diwawancara salah satu media, dan Delmicron bukan tertera dalam bentuk tulisan ilmiah.
Kata dia, sejauh ini bukanlah varian baru, melainkan pasien yang terserang varian Delta dan varian Omicron, sehingga diduga cepat menular dan keluhannya tidak ringan. Namun sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menjelaskan hal tersebut.
Advertisement