Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), Satu Dikti, Single Sign-On (SSO), Neo Feeder, serta Dikti AI Centre.
Peluncuran berbagai fasilitas itu demi mendukung akselerasi transformasi digital dan meningkatkan transparansi layanan di pendidikan tinggi. Seluruh fasilitas tersebut bertujuan untuk memudahkan insan Dikti dalam mengakses layanan dan program milik Ditjen Diktiristek.
Aplikasi pertama yang dirilis adalah SIAGA atau Sistem Informasi Kelembagaan merupakan platform perizinan yang memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam rangka pendirian atau perubahan perguruan tinggi akademik dan pembukaan program studi.
Advertisement
SIAGA didesain dengan memanfaatkan algoritma cerdas dan dibangun berdasarkan munculnya permasalahan di lapangan terkait dengan perizinan. SIAGA berkomitmen memberikan jaminan layanan yang lebih cepat dan transparan dengan cara mengotomatisasi proses perizinan untuk memangkas rantai birokrasi yang panjang dan selama ini dilakukan secara manual.
Kemudian Satu Dikti, yaitu platform terintegrasi yang mendukung berbagai layanan pada perguruan tinggi. Aplikasi ini dibangun untuk menyediakan layanan unggulan yang memberikan kemudahan akses informasi dunia pendidikan tinggi.
Sedangkan Single Sign-On (SSO) yaitu sebuah metode yang memudahkan pengguna untuk melakukan masuk di berbagai laman maupun aplikasi. SSO menjadi layanan autentikasi yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan satu akun dan pada satu halaman saja guna mengakses berbagai layanan program Ditjen Diktiristek.
Kemudian, Neo Feeder yang merupakan versi terbaru dari aplikasi PDDikti Feeder yang digunakan untuk sinkronisasi data perguruan tinggi ke basis data (database) Forlap. Melalui pembaruan ini, Neo Feeder menawarkan berbagai kemudahan baru, yakni integrasi dengan Kampus Merdeka, pendataan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), proses prefill lebih cepat.
Demikian pula untuk pembaharuan teknologi microservices, pengoperasian berbagai platform sistem (multi platform operating system), kemudahan langsung pembaruan (update) di aplikasi, tampilan yang lebih segar, serta didukung dengan inovasi teknologi terbaru yang diharapkan dapat mempermudah para pengelola data di perguruan tinggi melakukan pelaporan dan sinkronisasi data.
Terakhir adalah Dikti AI Centre. Kemendikbudristek beberapa waktu lalu telah meluncurkan suatu fasilitas server komputasi berkemampuan tinggi yang dapat dimanfaatkan secara terbuka oleh semua insan Dikti di Indonesia. Super komputer yang diadakan memiliki kapasitas komputasi sebesar 25 Petaflops dan merupakan fasilitas yang sangat mumpuni untuk pengembangan Artificial Intelligence (AI).
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Nizam menerangkan, fasilitas Super komputer Dikti AI Centre ini bertujuan untuk menciptakan talenta AI nasional melalui berbagai kegiatan pelatihan maupun pendidikan yang bekerja sama dengan industri dalam kaitannya dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM.
Fasilitas ini juga digunakan oleh perguruan tinggi dan mitra untuk menghasilkan inovasi-inovasi di bidang AI yang dapat menjawab kebutuhan industri dan lembaga pemerintah.
"Tujuan dari Dikti AI Centre ini adalah untuk mengakselerasikan kemajuan AI yang di mana mahasiswa membutuhkan akselerasi dalam mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan turunannya. Upaya ini juga diluncurkan untuk mempercepat pelayanan dan menyediakan layanan yang transparan sehingga secara mudah dapat diikuti oleh proses kelembagaan sehingga integritas sistem semakin kita utamakan," tutur Nizam dalam keterangannya, Rabu (5/12/2021).
Nizam menambahkan, fasilitas Dikti AI Centre, kerja sama perguruan tinggi baik mahasiswa maupun dosen dengan industri dalam riset tentang AI, diharapkan mampu mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat.
Beberapa kerja sama dengan industri tersebut dengan menggunakan komputer super. Harapannya, riset-riset dalam bidang kesehatan, kebijakan, kota pintar (smart city), pertanian pintar (smart farming) dan sebagainya; makin mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat.
"Sehingga dapat dimudahkan dengan adanya super computer serta kolaborasi antara Kemendikbudristek, perguruan tinggi serta industri," ujar Nizam.
Â
Butuh Talenta Digital
Sekretaris Direktorat Jenderal Tinggi, Riset, dan Teknologi (Seditjen Diktiristek), Paristiyanti Nurwardani juga menyampaikan perlunya peningkatan kualitas talenta digital AI dengan menyiapkan pelatihan-pelatihan agar ribuan mahasiswa bertalenta mendapatkan sertifikat nasional.
Ia memaparkan di tahun 2035, Indonesia memerlukan 90 juta talenta digital untuk menyiapkan ahli kompetensi mahasiswa yang memiliki sertifikat di bidang AI.
"Di tahun 2021, Ditjen Diktiristek sudah menyiapkan lebih dari 62 ribu talenta digital. Di tahun 2022 ini, kami berusaha untuk menyiapkan pelatihan digital untuk dapat meningkatkan talenta sebanyak 200 ribu mahasiswa dan bisa mendapatkan sertifikat nasional maupun internasional, dan dilipatkan pada tahun 2023 sebanyak 3 kali lipat yaitu sebanyak 600 ribu mahasiswa yang bertalenta digital," jelasnya.
Direktur Kelembagaan, Ridwan menambahkan, perilisan aplikasi ini merupakan salah satu bentuk peningkatan layanan Ditjen Diktiristek bagi pengguna. Untuk bidang kelembagaan, ia berharap perguruan tinggi akademik dan badan layanan penyelenggaraan perguruan tinggi akademik dapat memanfaatkan sistem SIAGA dengan baik.
"Semoga proses-proses usulan, perubahan, pendirian dan pembukaan program studi (prodi) seluruh Indonesia terutama di bawah Kemendikbudristek dapat digunakan sebaik-baiknya sehingga proses ini akan berjalan baik di masa mendatang sebagai pengganti sistem lama. Kami yakin sistem baru ini dapat meningkatkan pelayanan kami bagi pengguna layanan," katanya optimistis.
Â
Advertisement