Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkap, persepsi publik terhadap kondisi politik nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terus mengalami penurunan sejak 2019 lalu.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kendati publik yang memandang kondisi politik Tanah Air baik lebih banyak, namun perbandingannya tak jauh berbeda dengan yang menilai kondisi politik nasional buruk.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau kita lihat trennya dibanding sebelum pandemi kondisi politik itu turun jauh yang menyatakan kondisi politik baik. Jadi meskipun overall yang mengatakan baik masih lebih banyak dibanding yang mengatakan kondisi politik buruk, tetapi kalau kita lihat secara longitudinal itu kelihatannya trennya yang mengatakan kondisi politik baik," kata Burhan dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia pada Minggu (9/1/2022).
Dalam rilis survei terbaru Indikator Politik Indonesia mencatat, bahwa publik yang menilai kondisi politik baik hanya berkisar 28 persen. Sementara yang menyebut kondisi politik buruk sekitar 21 persen. Sebagian responden menyebut kondisi politik Tanah Air sedang-sedang saja, yakni ada 43,4 persen.
Jika dibaca secara garis waktu, pada 2019 lalu publik yang berasumsi kondisi politik baik masih berkisar di angka 41 persen. Kemudian turun di Januari 2020 jadi 37,1 persen.
Tentang Survei
Survei ini dilakukan pada rentang 6-11 Desember 2021. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Total sampel 2020 responden, dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar 12.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.Â
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.Â
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Disebutkan, dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.  Â
Advertisement