Sukses

Survei Indikator: Ganjar Pranowo Puncaki Elektabilitas dalam Simulasi 3 Nama

Indikator Politik Indonesia menggunakan simulasi tiga nama, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Liputan6.com, Jakarta Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memuncaki perolehan elektabilitas kandidat kuat calon presiden 2024. Hal itu terungkap dalam temuan survei Indikator Politik Indonesia dalam rilis surveinya pada Minggu (9/1/2022).

Indikator Politik Indonesia menggunakan simulasi tiga nama, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Responden yang dipilih adalah mereka yang telah mengenal ketiga nama tersebut (ada 61,2 persen dari total responden survei).

Dalam simulasi itu, elektabilitas Ganjar berada di angka 46,1 persen jauh mengungguli elektabilitas kedua nama lainnya.

"Artinya banyak orang yang tidak memilih Ganjar hari ini karena nggak kenal Ganjar, tapi kalau misalnya sama-sama kenal ini Ganjar potensial, paling potensial," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Sementara elektabilitas Anies dan Prabowo masing-masing ada di angka 26,1 dan 23,8 persen. Sementara 4,1 persen memilih tidak menjawab pertanyaan survei.

2 dari 2 halaman

Metodologi Survei

Survei ini dilakukan pada rentang 6-11 Desember 2021. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Total sampel 2020 responden, dengan jumlah sampel basis 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan 800 responden di Jawa Timur.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar 12.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Disebutkan, dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.