Sukses

KPK Sudah Buntuti Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Sejak 2021

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah memantau gerak-gerik Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen sejak 2021. Begini ceritanya

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah memantau gerak-gerik Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen sejak 2021. Laporan dari masyarakat terkait tindak pidana yang dilakukan Pepen sudah diterima lembaga antirasuah jauh sebelum terjadinya operasi tangkap tangan (OTT).

"Penyelidikan (Rahmat Effendi) dimulai dari 2021," ujar Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron saat dikonfirmasi, Senin (10/1/2022).

Ghufron menyatakan tak ambil pusing dengan pernyataan Ketua DPD Golkar Bekasi Ade Puspitasari yang merupakan anak dari Pepen. Ade Puspita menyangkal ayahnya terjaring OTT KPK.

"Kami mempersilakan dan menghormati kepada yang bersangkutan atau keluarga untuk melakukan pembelaan sesuai koridor hukum sebagai hak tersangka," kata Ghufron.

Dia pun meminta Ade Puspitasari dan keluarga Pepen untuk membela sang ayah melalui jalur hukum. Menurut Ghufron, KPK sudah terbiasa dengan keberatan yang diajukan pihak terjerat kasus korupsi.

"Rakyat Indonesia sudah sangat memahami bahwa mempolitisasi penegakan hukum oleh KPK selama ini sudah kerap terjadi, toh di pengadilan terbukti kebenaran tindakan KPK," Ghufron menambahkan.

 

2 dari 2 halaman

Pembelaan Anak Pepen

Sebelumnya, Ketua DPD Golkar Bekasi Ade Puspitasari yang juga putri Rahmat Effendi angkat bicara terkait OTT KPK terhadap sang ayah. Dalam penggalan video yang beredar di media sosial, Ade mengatakan penangkapan ayahnya bukanlah OTT, lantaran tidak ada transaksi dan juga uang yang diamankan KPK saat itu.

"Saksinya banyak, staf yang di rumah itu saksi semua, bagaimana Pak Wali dijemput di rumah, bagaimana Pak Wali hanya membawa badan. KPK hanya membawa badan Pak Wali, tidak membawa uang sepeser pun," kata Ade saat menghadiri Pelantikan Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar se-Kota Bekasi di Graha Girsang Jaka Setia, Bekasi Selatan, Sabtu 8 Januari 2022.

Menurutnya, penangkapan sang ayah bermuatan politis karena tidak memiliki unsur sebagaimana OTT pada umumnya. Ade menegaskan ada yang berupaya menjatuhkan nama baik sang ayah dengan melakukan pembunuhan karakter melalui skenario OTT. Ia menduga partainya tengah diincar pihak tertentu.

"Memang ini pembunuhan karakter, memang ini kuning sedang diincar. Kita tahu sama tahu siapa yang mengincar kuning. Tapi nanti 2024, jika kuning koalisi dengan orange, matilah warna yang lain," tegas Ade yang disambut tepuk tangan para kader.