Liputan6.com, Jakarta: Urusan jahit menjahit tak melulu menjadi monopoli sebuah butik atau tailor. Persoalan ini juga bisa dikerjakan para penjahit yang kerap mangkal di pinggir jalan. Di ruas jalan di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, misalnya. Bahkan, para pejahit yang mangkal di sana tak pernah kehabisan order, baik dari pelanggan tetap maupun musiman. Dan usaha mereka pun terbukti lebih kuat bertahan dihantam krisis ketimbang butik atau tailor. Demikian hasil pantauan SCTV, baru-baru ini.
Sebagian besar penjahit sudah belasan tahun membuka usaha di kawasan ini. Biasanya mereka menerima jasa pemotongan celana atau membuat kemeja berbagai model. Hebatnya, mereka tak pernah membawa pekerjaan ke rumah. Seluruh pesanan diselesaikan di kios. Waktunya dari pagi hingga sore hari. Selain servis yang baik, biaya memotong celana atau membuat kemeja di tempat itu juga terbilang murah. Biaya pemotongan celana bervariasi antara Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. "Tergantung jenis bahan," kata Darsum penjahit yang sudah tiga tahun lebih mangkal di kawasan ini.
Kendati order selalu datang, namun Darsun tak dapat memastikan besar omzet yang dia dapat per hari. Tak tentu, katanya. Tapi dia juga tak berminat pindah ke tempat atau menekuni pekerjaan lain. Pengakuan Darsum diamini Paijo. Penjahit yang sudan belasan tahun menekuni profesi ini mengaku penghasilannya dari usaha ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.(ICH/Tri Ambarwatie dan Satya Pandia)
Sebagian besar penjahit sudah belasan tahun membuka usaha di kawasan ini. Biasanya mereka menerima jasa pemotongan celana atau membuat kemeja berbagai model. Hebatnya, mereka tak pernah membawa pekerjaan ke rumah. Seluruh pesanan diselesaikan di kios. Waktunya dari pagi hingga sore hari. Selain servis yang baik, biaya memotong celana atau membuat kemeja di tempat itu juga terbilang murah. Biaya pemotongan celana bervariasi antara Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. "Tergantung jenis bahan," kata Darsum penjahit yang sudah tiga tahun lebih mangkal di kawasan ini.
Kendati order selalu datang, namun Darsun tak dapat memastikan besar omzet yang dia dapat per hari. Tak tentu, katanya. Tapi dia juga tak berminat pindah ke tempat atau menekuni pekerjaan lain. Pengakuan Darsum diamini Paijo. Penjahit yang sudan belasan tahun menekuni profesi ini mengaku penghasilannya dari usaha ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.(ICH/Tri Ambarwatie dan Satya Pandia)