Sukses

5 Fakta Viral Aksi Perpeloncoan Pramuka Bertema Lingkaran Setan di SMAN 1 Ciamis

Belum lama ini viral kegiatan pramuka berbalut perpeloncoan dengan tema Lingkaran Setan yang dilakukan para pelajar SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat terungkap ke publik.

Liputan6.com, Jakarta - Jagat maya digegerkan dengan kegiatan pramuka berbalut perpeloncoan dengan tema Lingkaran Setan yang dilakukan para pelajar SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat. Kasus yang viral di media sosial ini kini berujung ke jalur hukum.

Salah satu orang tua bernama Aa Mamay (51) melaporkan kejadian itu ke Polres Ciamis pada Rabu 12 Januari 2022. Dia tak terima wajah anaknya mengalami luka dan lebam.

"Jadi infonya anak-anak latihan dulu," ujar Aa Mamay, Kamis 13 Januari 2022.

Dia menjelaskan, kejadian yang menimpa anaknya di luar prediksi. Pada Sabtu 8 Januari 2022 lalu, anaknya meminta izin kepada dirinya untuk mengikuti latihan pramuka di salah satu kosan alumni SMAN 1 Ciamis, di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis.

Rencananya kegiatan itu dilakukan para anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis, sebagai persiapan menghadapi ‘Hiking Rally Ciradyka’ yang digelar Februari mendatang.

Namun nahas, Minggu 9 Januari 2022, Aa Mamay mendapati wajah anaknya penuh luka.

Berikut sederet fakta terkait viral kegiatan pramuka berbalut perpeloncoan dengan tema Lingkaran Setan yang dilakukan para pelajar SMAN 1 Ciamis dihimpun Liputan6.com:

2 dari 7 halaman

1. Dilaporkan ke Polisi

Kegiatan pramuka berbalut perpeloncoan dengan tema Lingkaran Setan yang dilakukan para pelajar SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat, terungkap ke publik.

Tak terima wajah anaknya mengalami luka dan lembam, Aa Mamay (51), warga Ciamis, akhirnya melaporkan dugaan kasus perpeloncoan yang menimpa anaknya, ke Polres Ciamis, Rabu 12 Januari 2022.

"Jadi infonya anak-anak latihan dulu," ujar Aa Mamay, Kamis 13 Januari 2022.

3 dari 7 halaman

2. Kronologi Kejadian

Menurut Aa Mamay, kejadian yang menimpa anaknya di luar prediksi. Pada Sabtu 8 Januari 2022 lalu, anaknya meminta izin kepada dirinya untuk mengikuti latihan pramuka di salah satu kosan alumni SMAN 1 Ciamis, di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis.

Rencananya kegiatan itu dilakukan para anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis, sebagai persiapan menghadapi ‘Hiking Rally Ciradyka’ akan digelar Februari mendatang.

Namun nahas, Minggu 9 Januari 2022, Aa Mamay mendapati wajah anaknya mengalami sejumlah luka. Awalnya, anaknya hanya meminta tolong jika rekan anaknya mengalami pingsan di kosan alumni, tempat kegiatan perpeloncoan ‘Lingkaran Setan’ berlangsung.

"Kami langsung berkoordinasi dengan sekolah untuk mengevakuasi siswa yang pingsan itu," kata Aa Mamay.

Berdasarkan keterangan anaknya, kegiatan itu diikuti sekitar 75 ambalan kelas 10 yang dibagi menjadi 4 sangga. Kemudian tiap sangga diminta membuat lingkaran yang mereka sebut sebagai lingkaran setan.

"Di sana mereka diminta saling menampar satu sama lain," ucap dia.

Dalam praktiknya, peserta yang dinilai masih kuat, bakal mendapatkan pukulan tambahan dari seniornya yang duduk di kelas XI dan XII, selaku pembina.

"Anak saya kelihatan bibir sobek sama lebam di wajahnya," ungkap dia.

Dia mengaku, selain dirinya turut serta sekitar 18 orang tua siswa lainnya ikut melaporkan kejadian memilukan di dunia pendidikan tersebut ke polisi.

"Selaku orang tua saya merasa geram," jelas Aa Mamay.

4 dari 7 halaman

3. Polisi Benarkan Ada Laporan Perpeloncoan

Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Ciamis Iptu Magdalena, mengakui lembaganya telah menerima pelaporan itu.

"Total ada tiga orang yang menjadi korban dugaan aksi perpeloncoan tersebut," kata Magdalena.

Namun hingga kini belum dilaporkan dugaan apa saja yang menjadi delik aduan para orangtua korban perpeloncoan tersebut.

"Nanti sejauh mana hasil penyelidikan penganiayaan, akan disampaikan kembali," jelas dia.

5 dari 7 halaman

4. Siswa Akui Ada Tradisi Lingkaran Setan

J, salah seorang siswa kelas XI SMAN 1 Ciamis mengatakan kegiatan pramuka dengan tema 'Lingkaran Setan' dilakukan di salah satu kosan alumni sekolah negeri bergengsi di Ciamis tersebut.

Dalam kegiatan itu, siswa kelas X diminta membuat 'Lingkaran setan', dengan cara saling menampar untuk menentukan calon pimpinan sangga (pinsa) Pramuka.

"Memang sudah dari dulu seperti itu, ada alumni juga," ungkap dia.

Menurutnya, kegiatan itu merupakan keputusan bersama dengan para pengurus pramuka sekolah, termasuk kegiatan membuat "Lingkaran Setan".

"Jadi mereka melingkar dan saling tampar," ungkap J.

Kegiatan "Lingkaran Setan" itu, ujar dia, dilakukan dalam membentuk karakter para siswa kelas X, untuk menentukan pimpinan di kelompoknya.

Biasanya, saat siswa mengalami luka, pengurus langsung melakukan pertolongan pertama. Nahas, kejadian terakhir malah menjadi viral.

"Saya juga menyesal dengan kejadian ini, inginnya tradisi ini dihilangkan, tapi memang berprosesnya lama," kata J.

6 dari 7 halaman

5. Pihak Sekolah Membantah

Sementara itu, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Ciamis, Jawa Barat membantah adanya praktik perpeloncoan berkedok kegiatan pramuka yang dilakukan anak didiknya, hingga menjadi viral di kalangan orang tua siswa.

"Saya baru dikasih tahu sama wakasek urusan humas pada Ahad sekitar pukul 10.00 WIB. Tenyata ada korban di kosan terluka parah. Kami langsung bawa ke rumah sakit," ujar Wakil Kepala SMAN 1 Ciamis Bidang Kesiswaan, Iim Imansyah, Rabu 12 Januari 2022.

Menurut Iim, kegiatan perpeloncoan "Lingkaran Setan" yang dilakukan beberapa siswa anggota pramuka, tidak diketahui pihak sekolah.

"Memang dilakukan kegiatan Pramuka di sekolah. Namun, kegiatan itu hanya berlangsung hingga Kamis 6 Januari 2022," ujar dia.

Iim menyatakan kegiatan perpeloncoan "Lingkaran Setan", berlangsung tanpa mengantongi izin dari sekolah, mereka mengetahui kegiatan menyimpang itu setelah datangnya laporan dari orang tua siswa, Minggu pagi.

"Saya di sini sudah mengajar 18 tahun tidak tahu ada kegiatan itu," kata dia.

Untuk mengungkap dugaan kasus perpeloncoan itu, lembaganya segara melakukan koordinasi dengan pihak orang tua korban termasuk Polres Ciamis.

"Kami akan hentikan dulu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, diagendakan sekitar enam bulan," ucap dia.

Saat ini, proses penanganan kasus tersebut sudah diambil jajaran Polres Ciamis. Pihak sekolah berharap, penyelesaian kasus bisa dilakukan secara kekeluargaan.

"Kami pihak sekolah juga akan mencari para alumni yang terlibat," jelas Iim.

 

(Muhammad Fikram Hakim Suladi)

7 dari 7 halaman

Cara Generasi 90-an Jalani Liburan Sekolah