Sukses

Kriteria Jokowi soal Sosok Kepala Otorita di Ibu Kota Negara Nusantara

Meski ada sejumlah nama calon yang disampaikan, Presiden Jokowi mempunya kriteria tersendiri terkait siapa yang akan menjadi pimpinan baru di Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Istan Negara akan dipindah ke Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur pada 2024 mendatang. Hal ini diungkap Presiden Joko Widodo atau Jokowi dihadapan sejumlah media, pada Rabu, 19 Januari kemarin.

"Pada tahun 2024 yang diharapkan sudah pindah Istana," kata Jokowi. 

Seiring rencana kepindahan tersebut, sejumlah nama mencuat untuk ditempatkan sebagai Kepala Otorita di IKN Nusantara. Salah satunya ada nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hingga Azwar Anas yang dinilai memiliki kemampuan mumpuni menjadi Kepala Otorita seiring jejak rekam mereka.

Meski ada sejumlah nama calon yang disampaikan, Presiden Jokowi mempunyai kriteria tersendiri terkait siapa yang akan menjadi pimpinan baru di Nusantara.

"Kalau saya pinginnya ada latar belakang arsitektur dan punya pengalaman sebagai kepala daerah," ungkap Jokowi dalam acara Pertemuan Presiden dengan Pemimpin Redaksi Media Nasional di Istana Negara, Rabu. 

Berikut sederet kriteria Jokowi akan sosok calon Kepala Otorita di Ibu Kota Negara Nusantara dihimpun dari Liputan6.com:

2 dari 3 halaman

1. Pernah Jadi Kepala Daerah

Usai pemerintah dan DPR mengesahkan UU Ibu Kota Negara (IKN), muncul nama-nama yang kemungkinan akan menjadi calon Kepala Otorita di Nusantara.

Presiden Jokowi berharap calon pimpinan di IKN pernah jadi kepala daerah. Hal ini diungkap Jokowi di Istana Negara, Rabu, 19 Januari kemarin.

Jokowi menjelaskan, IKN akan mencerminkan kota yang sehat, kota yang efisien, kota yang produktif, dan zero emission. IKN akan menjadi ibu kota baru yang smart dan kompetitif.

"Membangun budaya kerja, mindset baru berbasis inovasi dan teknologi," katanya.

3 dari 3 halaman

2. Miliki Latar Belakang Arsitektur

Satu kriteria lainnya mempunyai latar belakang arsitektur. Menurut Jokowi, pembangunan Ibu Kota Negara hingga selesai dibutuhkan waktu 15-20 tahun. Namun, pada 2024 mendatang, diharapkan Istana bisa pinndah berseta 6 kementerian. 

"Yang penting infrastruktur terlebih dahulu. Kita harapkan pembangunan di luar Istana itu dari investasi juga," kata Jokowi.

IKN yang memiliki luas 265 ribu hektare dibandingkan Jakarta yang hanya 56 ribu hektare, menurut Jokowi, bertujuan untuk pemerataan. Karena saat ini kegiatan ekonomi dan penduduk 58 persen terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Saat ditanya seperti apa nanti Jakarta setelah ada IKN? Jokowi menjawab,"Jakarta ya seperti New York, pusat bisnis, kalau IKN seperti Washington," katanya.

IKN yang dibangun dengan konsep Nagara Rimba Nusa akan menggunakan energi hijau dari Sungai Kayan. Di Nusantara juga akan ada rumah sakit bertaraf internasional seperti yang ada di Bali (Mayo Clinic).