Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Safaruddin meminta Badan Narkotika Nasional (BNN) agar semakin agresif mendekati pemerintah daerah untuk memasukan pengajaran soal bahaya narkoba ke dalam kurikulum sekolah.
"Kurikulum berapa sih sebetulnya daerah yang (pengajaran) Narkotika ini sudah masuk di kurikulum SD, SMP dan SMA, tentu sudah ada tapi ada yang belum. Saya kira ini BNN plus BNP harus terus melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah agar ini masuk kurikulum," pinta anggota Fraksi PDIP itu dalam Raker Komisi III bersama BNN di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Kamis (20/1/2022).
Pengajaran mengenai bahaya narkoba, menurut Safaruddin perlu dijalankan sedini mungkin kepada anak-anak. Hal ini demi memantik rasa penolakan mereka terhadap zat haram tersebut.
Advertisement
"Sehingga anak-anak kita ke depan betul-betul bisa anti terhadap narkoba ini. Kami mohon apa nanti program untuk 2022 untuk masalah kurikulum," kata dia.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keluhkan Minim Anggaran
Pada kesempatan itu, Safaruddin juga mengeluhkan minimnya anggaran yang dimiliki Badan Narkotika Provinsi (BNP) Manado.
"Kasian Pak enggak ada biaya, BNP diberdayakan juga, jangan kalau saya lihat kegiatan BNN ini luar biasa, tapi kalau saya sampai ke BNP kasihan itu BNP Pak," katanya.
Hadir dalam Raker tersebut Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose.
Advertisement