Sukses

6 Respons Anies Baswedan Atas Kritik Pedas Terkait Formula E

Anies meluruskan tudingan yang kerap dialamatkan bahwa proyek ajang balap mobil listrik itu membuang-buang anggaran. Menurut Anies, ajang Formula E telah diperhitungkan secara cermat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha belum lama ini kembali menjadi perhatian publik karena melontarkan kritik pedasnya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Pernyataan tersebut dilontarkan Giring di akun Instagram pribadinya @giring saat melakukan sidak ke lokasi Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Rabu, 5 Januari lalu.

Menurut mantan vokalis Nidji ini, penyelanggaran Formula E merupakan proyek ambisius dan terlalu dipaksakan. 

"Gue enggak yakin nih bisa kejadian pembangunan sirkuit ini. Yang kalau kejadian pasti dipaksakan. Kalau dipaksain mudah-mudahan enggak malu-maluin nama baik Indonesia atau internasional," ucapnya.

Anies belakangan buka suara ihwal kritikan tersebut. Anies menyebut, apa yang dilakukan Ketum PSI Giring Ganesha tersebut sebagai tindakan yang hanya membuang-buang waktu.

Seperti diketahui, rencana penyelenggaran Formula E di Ibu Kota memang kerap menjadi sorotan publik. Dari soal adanya dugaan korupsi, jumlah biaya penyelenggaraan yang dinilai sangat besar, hingga terkait penentuan lokasi untuk ajang berkelas internasional tersebut.

Gubernur Anies tak ayal menjadi sorotan. Tak sedikit tokoh publik yang melontarkan kritik kepada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. 

Lantas, apa tanggapan Anies? 

2 dari 7 halaman

1. Merasa Kasihan

Dalam podcast yang ditayangkan oleh YouTube Total Politik, Anies ditanya soal Giring yang datang ke lokasi Formula E dan mengkritik ada kambing berkeliaran.

Anies pun menyoroti waktu Giring yang longgar sehingga bisa ke sana. "Ya kasihan juga ya, waktunya longgar betul, kalau kita-kita yang agak sibuk ini nggak cukup waktu untuk keliling-keliling, nggak perlu," kata Anies Baswedan di kanal Youtube Total Politik, Jumat, 21 Januari kemarin.

Anies kemudian enggan mengomentari aksi Giring lebih jauh. "Saya nggak usah komentar deh yang itu," ujarnya.

3 dari 7 halaman

2. Sarankan Kritik Menggunakan Data dan Fakta

Lebih lanjut Anies mengatakan kritik seharusnya berdasarkan data, sehingga kritik yang masuk bisa berfaedah.

"Itu yang harus kita luruskan tuh bahwa kalau kita memberikan kritik, maka gunakan fakta. Jangan gunakan fiksi apalagi fitnah. Karena mau kritik, kalau mau kritik pakai fakta, sehingga bagi yang mendengarkan itu berfaedah," lanjut Anies dalam video tersebut.

4 dari 7 halaman

3. Bantah Buang Anggaran

Pada kesempatan itu, Anies juga meluruskan tudingan yang kerap dialamatkan bahwa proyek ajang balap mobil listrik itu membuang-buang anggaran. Menurut Anies, ajang Formula E telah diperhitungkan secara cermat. Termasuk mengenai dampak ekonomi ajang ini bagi masyarakat.

"Jadi kalau kita mengeluarkan misalnya anggaran 100, lalu kita berharap anggaran 100 itu menggerakkan perekonomian, sehingga bisa perekonomian itu berputar. Maka kita akan merasakan masyarakat itu mendapatkan keuntungan," kata dia.

"Jadi ketika sebuah anggaran itu dikeluarkan, pertanyaannya anggarannya keluarnya ke mana?" lanjut Anies.

Tatkala anggaran yang dikeluarkannya di dalam negeri atau dalam wilayah Jakarta, maka menurut Anies, pada dasarnya anggaran itu dikeluarkan untuk rakyat. Karena perputarannya ada di masyarakat.

"Berbeda ya cara pandang private dan cara pandang pemerintah. Kalau pemerintah itu ketika dia mengeluarkan anggaran, maka dia sesungguhnya sedang mengirimkan dana ke rumah tangga-rumah tangga terkena. Jadi ketika ada sebuah proyek yang melibatkan 3 ribu tenaga kerja, maka anggaran itu masuk ke dalam rumah tangga 3 ribu orang," tekan Anies.

5 dari 7 halaman

4. Dana Tak Ada Kaitannya Dengan Pandemi

Ia pun menanggapi kritikan sejumlah pihak yang menyarankan supaya dana yang diperuntukan bagi ajang balap mobil listrik Formula E dialokasikan untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Anies mengatakan, pembayaran bagi ajang Formula E jauh dilakukan sebelum pandemi Covid-19 mewabah di Tanah Air. Tepatnya pada 2019 silam.

"Jadi ketika kita sudah melakukan pembayaran dahulu, dan saya yakin yang bicara itu tahu. Tapi kalau semua orang bilang ini pengeluaran sekarang, terjadilah opini yang tadi," ujarnya.

Anies memastikan, saat pandemi melanda, tidak ada lagi pembayaran untuk menghadirkan gelaran bertaraf internasional itu di Jakarta.

"Jadi semua pembayaran sudah dilakukan di 2019. Semuanya itu belum ada pandemi tuh, jadi setelah pandemi kita nggak ada pengeluaran lagi tuh. Ini yang sering saya alami," kata Anies.

6 dari 7 halaman

5. Dana Besar, Sepadan dengan Manfaat

Lebih dalam Anies memperinci bahwa manfaat dari Formula E dibagi menjadi dua, yakni manfaat yang dapat dihitung dan manfaat yang tidak dapat dihitung dengan angka.

"Yang bisa dihitung secara rupiah itulah yang kemudian kita lihat dalam feasibility tadi, tentang gerakan perekonomian, tentang gimana ini dampak pada ekonomi mikro di Jakarta, pada pariwisata, itu semua bisa dihitung," papar Anies.

"Lalu ada yang tidak bisa dilihat, reputasi. Gimana Jakarta ada di dalam orbit kota-kota reputasi dunia, dan reputable cities itu jumlahnya nggak banyak yang bisa jadi tuan rumah seperti ini. Jadi ini tentang Jakarta, tentang Indonesia," lanjut dia.

 

7 dari 7 halaman

6. Naikkan Pamor Indonesia

Ajang Formula E, menurut kalkulasi Anies juga dapat menaikan pamor Indonesia di kancah internasional. Efek ini diperkuat dengan anjang bertaraf internasional yang dilakukan pada tahun yang sama, yakni tuan rumah Moto GP pada Maret 2022 dan Formula E pada Juni 2022.

 

 

Taufik Akbar Harefa