Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta dapat melakukan pembatasan sosial terkait adanya peningkatan kasus Covid-19 varian baru atau Omicron.
"Harusnya PPKM level 2 juga tapi pembatasan sosialnya lebih banyak. WFH, kemudian sekolah di rumah, diperluas ganjil genapnya," kata Tri Yunis saat dihubungi, Minggu (23/1/2022).
Dia menyebut PTM dapat memicu adanya peningkatan kasus Omicron. Saat ada kasus Covid-19 di salah satu sekolah, peningkatan tracing harus dilakukan.
Advertisement
Hal tersebut kata dia untuk memutus rantai penularan saat di perjalanan menuju dan dari sekolah, rumah, ataupun di transportasi umum.
"Kalau kontak tracingnya enggak cermat ya sulit ditentukan bagaimana kita tahu penularannya di rumah. Bagaimana kita tahu penularannya di sekolah, sekarang kalau kita lihat klaster sekolah itu ada ya artinya klasternya penularannya di sekolah," ucapnya.
"Kalau klaster sekolahnya enggak ada ya mungkin penularannya di rumah atau di jalan. Karena Indonesia ini tidak memeriksa orang yang tanpa gejala walaupun dia kontak dengan kasus," jelas dia.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyatakan kasus varian baru Covid-19 di Jakarta terus mengalami peningkatan. Kata dia, sebanyak 1.313 orang dinyatakan terpapar Omicron pada Sabtu (22/1/2022).
"Sebanyak 854 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 459 lainnya adalah transmisi lokal," kata Dwi dalam keterangan tertulis.
Capaian Vaksinasi di Jakarta
Lalu kata dia, untuk proses vaksinasi juga masih terus berlangsung. Vaksinasi dosis pertamanya di Jakarta mencapai 12.099.328 orang atau 120 persen. Yakni dengan proporsi 71 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 29 persen warga KTP non DKI.
Sedangkan, total dosis 2 kini mencapai 9.706.064 orang atau 96,3 persen dengan proporsi 72 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 28 persen warga KTP non DKI.
"Vaksinasi dosis ketiga atau booster juga dilakukan. Total dosis 3 sampai saat ini sebanyak 296.486 orang," ucapnya.
Advertisement