Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyampaikan untuk pertama kalinya Indonesia berhasil melewati periode libur panjang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 dengan tetap mempertahankan kondisi kasus yang terkendali.
"Saya apresiasi seluruh lapisan masyarakat yang telah patuh terhadap protokol kesehatan," ujar Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa malam, 25 Januari 2022.
Ia juga mengapresiasi pemerintah pusat dan daerah yang terus berkoordinasi untuk mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan, pelaksanaan vaksinasi, dan pengawasan protokol kesehatan di tempat umum sehingga kasus tetap terkendali.
Advertisement
"Terlebih pula kita berhasil mempertahankan kondisi ini di tengah keberadaan varian Omicron yang lebih menular dan berpotensi menyebabkan kenaikan kasus yang signifikan," tuturnya.
Baca Juga
Ia mengemukakan, prediksi kenaikan kasus akibat varian Omicron sebelumnya semata-mata merupakan bentuk kewaspadaan dan kehati-hatian agar upaya pencegahan dan penanggulangan dapat disiapkan sebaik mungkin.
"Namun, proyeksi yang telah dibuat nyatanya berbeda jauh dengan kondisi saat ini, meskipun saat ini kasus sedikit mengalami peningkatan. Namun, masih jauh lebih rendah dari estimasi yang diprediksi paling mungkin terjadi," ujarnya.
Ia memaparkan, per tanggal 2 Januari 2022 peningkatan kasus covid-19 mingguan aktual yang terjadi adalah sebesar 1.500 kasus per pekan. Sementara prediksi pada akhir tahun lalu adalah 400.000 kasus per pekan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BOR di Bawah 10 Persen
Ia menambahkan, jumlah kasus di Indonesia saat ini nisbi terkendali, bahkan kondisi ini diikuti dengan jumlah testing yang terus ditingkatkan hingga di atas target WHO.
Ia mengatakan, meski keterisian tempat tidur di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan sedikit mengalami kenaikan, namun tetap di bawah 10 persen.
Wiku menyampaikan, pembelajaran dari keberhasilan pengendalian kasus ini tentunya harus terus dipegang sebagai modal ke depan. Terlebih saat ini masih terjadi sedikit kenaikan kasus.
"Dua modal kuncinya adalah pertama, adanya kekebalan komunitas, utamanya karena vaksinasi dan akibat pernah tertular. Kedua, peran aktif masyarakat mempertahankan disiplin protokol kesehatan," paparnya yang dikutip dari Antara.
Dari sisi kekebalan komunitas per tanggal 20 Januari 2022, dikatakan Wiku, capaian vaksinasi dosis lengkap telah mencapai 45,92 persen dari total populasi.
Advertisement