Sukses

Pertemuan Ganjar Pranowo dan Triawan Munaf, Bahas Pakaian Sampai Kontribusi Pariwisata

Terlepas dari perbincangan mengenai pakaian adat, Ganjar bersama Triawan Munaf ternyata membahas kolaborasi pengembangan Jawa Tengah,

 

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dengan Triawan Munaf selaku Komisaris Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) di kantornya pada Kamis (27/1). Dalam kesempatan itu, Ganjar menggunakan pakaian atau busana adat Lampung setelah menghadiri audiensi. 

Melihat penampilan Ganjar, Triawan pun bertanya mengenai pakaian yang digunakan orang nomor satu di Jawa Tengah itu. 

"Pak Ganjar ini keren banget, baju adat mana?," tanya Triawan. 

Dengan sigap, Ganjar menjelaskan bahwa pakaian adat menjadi salah satu kewajiban yang harus dikenakan setiap hari tertentu. 

"Jadi kami setiap Kamis keempat pakai baju adat Nusantara. Nah hari ini pakai dari Lampung," jelas Ganjar.

Memang sudah jadi tradisi bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengenakan baju adat Nusantara setiap bulannya. Ganjar pun selalu tampil dengan busana adat dari penjuru Nusantara.

Kamis kali ini, Ganjar mengenakan pakaian adat Lampung. Dipadukan pakaian berwarna hitam, Ganjar nampak gagah dalam balutan sarung tapis Lampung. Selain itu, Ganjar juga menggunakan kopiah yang diberikan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona saat berkunjung ke Lampung pekan lalu.

"Ini kemarin waktu di Lampung saya dikasih ini, sarung dan kopiah. Sebenarnya ada kerisnya juga," ucap Ganjar.

Terlepas dari perbincangan mengenai pakaian adat, Ganjar bersama Triawan Munaf ternyata membahas kolaborasi pengembangan Jawa Tengah, yaitu Borobudur, Kota Lama, dan bandara.

"Buat saya ini energi luar biasa, jadi Aviasi datang terus kemudian mengkonsolidasikan banyak kekuatan, ada bandaranya, hotelnya, destinasinya. Kalau sudah jadi satu, harapan kami secara komunikasi dan manajerialnya lebih gampang," katanya.

PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney adalah Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung. Anggotanya terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

"Pariwisata mesti kami siapkan, saya tadi menyampaikan kepada beliau-beliau untuk menyiapkan event. Jadi create event agar di tengah pandemi ini nggak kosong-kosong amat, tapi massal juga nggak boleh. Maka terbatas sehingga sangat bisa dikontrol," kata Ganjar.

Ganjar berharap audiensi di tengah peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron ini, menghasilkan persiapan yang lebih matang. Maka pada bulan Maret yang diprediksi kasus melandai, pelaksanaannya bisa digaspol.

"Mudah-mudahan omicron bisa melandai nanti di bulan Maret kira-kira, kemudian Februari ini disiapkan dengan matang. Kami kolaborasi bersama pemkab juga, pelaku wisatanya. Maka Maret kami siap dengan berbagai kegiatan. Ya makasihlah sudah banyak dukungan," ujar Ganjar.

Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), Dony Oskaria mengatakan tiga aspek tersebut jadi prioritasnya setalah diskusi dengan berbagai stakeholder pusat maupun daerah. Borobudur utamanya karena salah satu destinasi super prioritas di Indonesia.

"Kedua adalah Kota Lama Semarang. Ini hasil diskusi yang kami lihat kemarin bahwa ini merupakan salah satu kota terbaik yang pernah kita lihat, karena sudah terintegrasi dan fasilitasnya juga sudah dikembangkan dengan sangat baik," ujar Dony.

Apalagi di Kota Lama terdapat 32 bangunan yang dimiliki BUMN. Harapannya bisa memberikan kontribusi untuk menambah eksotisme yang sudah ada di Kota Lama.

"Ketiga tentu bandara, bagaimana aksesibilitas mampu juga diharapkan oleh bumn menjadi pusat bagi UMKM Jawa Tengah. Jadi tidak hanya kita mengambil produk yang sudah besar tetapi kita harapkan juga jadi tempat umkm kita untuk melakukan transaksi," jelasnya.

Sementara itu, Komut PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Triawan Munaf berharap dari pertemuan ini, InJourney sebagai holding yang membawahi Aviasi dan Pariwisata bisa memberikan kontribusi lebih banyak untuk geliat ekonomi di Jateng pasca pandemi.

"Holding ini akan mensinergikan aset dari BUMN dibidang aviasi dan pariwisata untuk bisa maksimalkan kontribusi ke pariwisata, terutama nanti pasca Covid-19 sehingga kita bisa bangkit lebih cepat dan lebih kuat," tutup Triawan. 

 

(*)