Sukses

7 Fakta Bentrokan 2 Desa di Maluku Tengah Terkait Sengketa Lahan

Sekretaris Umum MUI Maluku, Abdul Manan Latuconsina mengatakan bentrokan antara warga dua desa di Maluku Tengah tersebut karena dipicu sengketa lahan.

Liputan6.com, Jakarta Pulau Haruku, Maluku Tengah tengah jadi sorotan usai terjadi bentrokan antar dua desa, yakni Desa Ori dan Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku, Selasa, 25 Januari kemarin. Konflik yang terjadi diduga karena masalah sengketa lahan.

Saat bentrokan terjadi, seorang anggota polisi dilaporkan mengalami luka tembak di bagian pipi oleh orang tak dikenal.

"Kedua belah pipi korban tertembus peluru akibat perbuatan orang tak dikenal, ketika terjadi bentrokan antarwarga Dusun Ori dan Kariu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah," kata Kasubag Humas Polresta Pulau Ambon dan PP Lease, Iptu I Leatemia, dikutip Antara, Rabu, 26 Januari 2022.

Massa yang mengamuk bahkan membakar sejumlah rumah warga, bahkan seorang warga dari Desa Kariu terluka di bagian punggung oleh dua pelaku yang tak dikenal. 

Sejumlah rumah warga pun ikut dibakar bahkan seorang terluka di bagian punggung oleh dua orang tak dikenal. Berikut fakta bentrokan antardua desa di Haruku, Maluku Tengah dihimpun Liputan6.com:

2 dari 8 halaman

1. Sengketa Lahan Diduga Pemicu Koflik

Bentrokan yang terjadi antarwarga Ori dan Kariuw, bukan konflik suku agama dan golongan tertentu. 

Sekretaris Umum MUI Maluku, Abdul Manan Latuconsina, di Ambon, Rabu kemarin (26/1/2022) menyatakan, bentrokan antara warga dua desa bertetangga itu karena dipicu sengketa lahan.

"Bukanlah konflik SARA atau konflik agama, atau konflik Islam dan Kristen, tetapi murni karena sengketa lahan," katanya.

Dirinya meminta media untuk memberitakan kondisi sebenarnya yang terjadi, sehingga masyarakat tidak terprovokasi dan memperkeruh situasi saat ini.

Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) pendeta Elifas Tomix Maspaitella, juga menegaskan konflik antarwarga dua desa itu bukan dilandasi SARA atau konflik agama.

"Ini bukan konflik agama, tetapi sengketa lahan yang lamban disikapi pemerintah dan aparat keamanan," katanya.

3 dari 8 halaman

2. Warga Gunakan Senjata Api Rakitan

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan, masyarakat yang terlibat dalam bentrok sengketa tanah tersebut diduga turut menggunakan senjata api rakitan. 

 "Bentrok tersebut menggunakan benda-benda tajam dan diduga menggunakan senjata rakitan," tutur Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 26 Januari 2022.

Menurut Ahmad, petugas kini berupaya meredam aksi lanjutan dengan menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga tokoh adat setempat. Pengawalan satuan Brimob dan TNI pun telah disiagakan di TKP kejadian.

"Untuk menenangkan kedua kelompok warga tersebut agar situasi tetap tenang dan dapat terkendali," kata Ahmad.

4 dari 8 halaman

3. Rumah Warga Dibakar

Pertikaian antarwarga dua desa bertetangga ini juga telah menyebabkan sejumlah rumah penduduk di Desa Kairu terbakar.

"Untuk laporan kronologis terjadinya pertikaian ini belum disampaikan pihak Polsek ke Maploresta," ujar Kol (Inf) Ch Soumokil. 

Seorang warga Desa Kariu berinisial JL juga dilaporkan mengalami luka di bagian punggung oleh dua orang pelaku pada Selasa, 25 Januari dan sementara ini menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara Tantui Ambon. 

5 dari 8 halaman

4. Polisi Luka Tembak

Bentrokan antarwarga yang pecah di Pulau Haruku, Maluku Tengah, menyebabkan Briptu FH, seorang anggota polisi setempat mengalami luka tembak.

Briptu FH kini telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Tantui Ambon, untuk mendapatkan perawatan medis.

Sementara itu, Kapolresta Pulau Ambon Kombes Pol Raja Arthur Lumongga bersama Dandim 1504 Pulau Ambon, Kol (Inf) Ch Soumokil saat ini juga telah melakukan kunjungan mendadak ke Pulau Haruku.

"Kalau menyangkut pengiriman pasukan keamanan untuk menambah kekuatan personel Polres Pulau Haruku sementara disiapkan," ucap Kasubag Humas Polresta Pulau Ambon dan PP Lease, Iptu I Leatemia.

6 dari 8 halaman

5. Gandeng Tokoh Masyarakat Redam Bentrok

Polisi berupaya meredam konflik yang diduga karena sengketa tanah di Pulau Haruku, Maluku Tengah. Salah satunya dengan menggandeng tokoh masyarakat setempat.

"Upaya-upaya yang telah dilakukan Polda beserta Polres Ambon, berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat setempat. Merangkul untuk menenangkan kedua kelompok tersebut agar situasi tetap tenang dan dapat terkendali," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 26 Januari.

Menurut Ahmad, sejauh ini personel TNI-Polri tengah berada di TKP dan mengerahkan bantuan BKO Brimob dari Polda Maluku.

"Untuk mengendalikan dan menetralisir situasi," kata Ahmad.

7 dari 8 halaman

6. 2 Orang Meninggal, 3 Lainnya Terluka

Bentrokan antarwarga yang terjadi di Pulau Haruku, Maluku Tengah, menyebabkan seorang polisi berinisial Briptu FH mengalami luka tembak. Selain itu, dua orang meninggal dunia dan tiga luka-luka, termasuk anggota Polsek tersebut.

Menurut Ahmad, petugas kini berupaya meredam aksi lanjutan dengan menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga tokoh adat setempat. Pengawalan satuan Brimob dan TNI pun telah disiagakan di TKP kejadian.

"Untuk menenangkan kedua kelompok warga tersebut agar situasi tetap tenang dan dapat terkendali," kata Ahmad.

8 dari 8 halaman

7. Pemicu Konflik soal Sengketa Lahan

Sekretaris Umum MUI Maluku, Abdul Manan Latuconsina, di Ambon, Rabu kemarin (26/1/2022) menyatakan, bentrokan antara warga dua desa bertetangga itu karena dipicu sengketa lahan.

 "Bukanlah konflik SARA atau konflik agama, atau konflik Islam dan Kristen, tetapi murni karena sengketa lahan," katanya.

Dirinya meminta media untuk memberitakan kondisi sebenarnya yang terjadi, sehingga masyarakat tidak terprovokasi dan memperkeruh situasi saat ini.

MUI Maluku secara institusi sangat menyesalkan dan menyayangkan terjadinya insiden tersebut dan meminta seluruh pemangku kepentingan termasuk aparat keamanan membantu mengamankan situasi yang terjadi di wilayah Maluku khususnya di Pulau Haruku agar kejadian serupa tidak terulang lagi.