Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan sejumlah pernyataan terkini terkait kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Salah satunya disampaikan Budi adalah dirinya meminta kepada masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.
Advertisement
Baca Juga
Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat. Ciri-ciri selanjutnya dari varian omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitupun tingkat keparahannya juga lebih rendah.
"Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi," ujar Budi melalui keterangan pers, Kamis 27 Januari 2022.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan, ada 3 pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia, salah satunya sudah vaksinasi booster.
Berikut sederet pernyataan terkini Menkes Budi Gunadi Sadikin terkait kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Minta Masyarakat Pahami Ciri-Ciri Omicron
Kasus Omicron di Indonesia mencapai 1.998 kasus per 26 Januari 2022. Dari angka tersebut, sebanyak 1.160 orang berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.
Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat. Ciri-ciri selanjutnya dari varian omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitupun tingkat keparahannya juga lebih rendah.
"Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi," ujar Budi melalui keterangan pers, Kamis 27 Januari 2022.
Â
Advertisement
2. Paparkan Strategi Pemerintah
Budi membeberkan, strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta.
Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur. Sedangkan Omicron ini yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.
"Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit," ucap Menkes Budi.
Â
3. Siapkan Rumah Sakit
Menurut Budi, pemerintah sejauh ini telah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.
Dari jumlah pasien 1.998 kasus omicron, yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang.
Total pasien pernah dirawat sejak awal kasus Omicron pada Desember 2021 sebanyak 854 pasien dengan rincian pasien asimtomatik 461, gejala jaringan 334 pasien, dan gejala sedang dan berat 59 pasien.
"Sebenarnya yang perlu masuk rumah sakit adalah pasien yang 59 itu. Yang perlu dirawat hanya kalau dia perlu di treatment oksigen," ucap Menkes Budi.
Â
Advertisement
4. Ingatkan Tak Perlu Panik
Menkes Budi berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati. Yang paling penting selalu pakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi.
Dia mengingatkan, kalau bisa kerja di rumah, di rumah saja, tidak usah pergi kemana-mana karena risiko tertularnya sedang tinggi.
Tetapi, lanjut Budi, kalau pun tertular tidak usah panik yang penting disiplin isolasi sendiri dan minum vitamin, jika ada gejala ringan minum obat.
"Yang perlu ke rumah sakit kalau ada Lansia atau komorbid nya banyak, itu ke rumah sakit. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru," ucap Budi.
Â
5. Beberkan 3 Pasien Omicron Meninggal, 1 Sudah Vaksinasi Booster
Budi mengungkapkan, ada 3 pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia, salah satunya sudah vaksinasi booster. Angka ini mengalami penambahan satu kasus, yang mana sebelumnya dilaporkan dua pasien Omicron meninggal.
Data pasien Omicron yang meninggal dihimpun Kementerian Kesehatan per 26 Januari 2022. Jumlah ini pun dari total 1.998 kasus Omicron di Indonesia yang tercatat.
"Kita lihat data pasien Omicron yang meninggal. Jadi, ada 3 pasien Omicron yang meninggal dunia, semuanya punya komorbid. Satu pasien belum sama sekali divaksinasi. Satunya lagi sudah divaksin dua kali. Lalu, satu pasien lainnya sudah dibooster" ungkap Budi Gunadi.
Dari data pasien Omicron yang meninggal ada yang sama sekali divaksinasi, Budi tetap berpesan untuk lekas vaksinasi bagi yang belum divaksin. Selain itu, gejala Omicron rata-rata ringan, bahkan tanpa gejala (Orang Tanpa Gejala/OTG).
"Satu orang (yang meninggal) belum divaksinasi sama sekali. Kesimpulannya ya supaya masyarakat yuk cepat-cepat vaksinasi," terang dia.
"Kemudian, varian Omicron ini memang tinggi penularannya, hospitalisasinya lebih rendah, tingkat keparahannya juga lebih rendah. Sebagian besar adalah OTG atau asimtomatik atau dia sakit mungkin hanya pilek, batuk atau ada demam sedikit yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit," jelas Budi.
Â
Advertisement
6. Data 3 Pasien Omicron Meninggal Dunia
Dari paparan Menkes Budi Gunadi Sadikin, berikut ini rincian 3 pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia hingga 26 Januari 2022:
1. Pasien berinisial M (64), bukan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN)
Status vaksinasi: belum divaksinKomorbid: diabetes melitus, gagal jantung, gagal ginjal akutFaskes: RS Sari Asih, CiputatMeninggal: 12 Januari 2022
2. Pasien berinisial MS (54), PPLN dari Belanda
Status vaksinasi: dua kali vaksinasiKomorbid: obesitas, diabetes melitus, hipertensi, komplikasi akut diabetes, gagal ginjal akutFaskes: RSPI Sulianti Saroso, JakartaMeninggal: 22 Januari 2022
3. Pasien berinisial Kho Soei Kim. Tn (78), bukan PPLN/Pekerja Migran Indonesia
Status vaksinasi: boosterKomorbid: jantungFaskes: RSJPD Harapan Kita, JakartaMeninggal: 20 Januari 2022
6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron
Advertisement