Sukses

Kemenkes Tegaskan Data Harian Covid-19 Adalah Angka Real Time

Kemenkes mengingatkan masyarakat tidak menurunkan kewaspadaan akan penularan virus kendati dampak Omicron tidak lebih parah dibandingkan dengan varian Delta.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, memastikan laporan data harian penambahan kasus positif Covid-19 merupakan data real time. Artinya, data temuan kasus berdasarkan kondisi lapangan.

"Datanya real time. Begitu mereka deteksi positif langsung masuk ke dalam catatan," kata Nadia dalam diskusi daring, Sabtu (29/1/2022).

Dia menuturkan, penambahan kasus yang cukup tinggi mulai terjadi dalam kurun 2 minggu. Hal ini diduga akibat penularan Covid varian Omicron.

Kendati demikian, Nadia mengingatkan masyarakat tidak menurunkan kewaspadaan akan penularan virus kendati dampak Omicron tidak lebih parah dibandingkan varian Delta.

"Kalau kita lihat walau terjadi peningkatan kasus tinggi tidak diiringi tingkat keparahan atau kematian," pungkasnya.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 per tanggal 28 Januari 2022 terjadi penambahan kasus sebanyak 9.905 kasus.

Dengan adanya penambahan kasus hari ini, total kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 4.319.175 kasus. Kasus konfirmasi didapatkan dari hasil tes 372.884 spesimen.

Sementara untuk kasus kesembuhan juga bertambah 2.028 kasus, sehingga secara akumulasi 4.131.333 warga dinyatakan sembuh dari infeksi Covid.

Kasus kematian juga mengalami penambahan pada hari ini sebanyak 7 kasus. Penambahan ini mencatatkan 144.268 warga dinyatakan meninggal akibat Covid.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Aktif Covid-19 Bertambah

Sementara untuk kasus aktif bertambah 7.870 menjadi 43.574 kasus. Kasus aktif merupakan istilah bagi pasien yang masih menjalani perawatan isolasi baik di rumah sakit ataupun tempat isolasi terpusat.

Di satu sisi, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr. Erlina Burhan meyakini jumlah kasus yang dilaporkan lebih besar.

Sebab, menurut Erlina banyak masyarakat enggan melakukan pemeriksaan tes PCR saat merasa tidak enak badan. Masyarakat berasumsi saat kondisi tubuh tidak sehat, sakit yang diderita bukan karena infeksi Omicron.

"Masyarakat anggapnya flu biasa. Saya punya pasien flu saya sarankan tes PCR supaya lebih waspada karena kalau flu biasa masyarakat bersikap biasa saja," kata Erlina.

Reporter: Yunita Amalia/Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Kemenkes adalah singkatan dari Kementerian Kesehatan.

    Kemenkes

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Varian Omicron dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah koronavirus yang menyebabkan COVID-19.

    COVID-19 omicron