Liputan6.com, Samarinda: Waktu merangkak pelan ke arah tengah malam. Tiba-tiba, orang-orang tak dikenal merusak puluhan rumah dan perkantoran di Jalan Gatot Subroto, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin, (27/1). Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 23.30 WITA ini berlangsung cepat. Warga pun panik dan kocar-kacir menyelamatkan diri.
Warga bernama Subardjo menuturkan, kawanan tersebut berjumlah sekitar 6o orang. Mereka membawa batu yang dipungut di Jalan Gatot Subroto dan melempari gedung dan kendaraan yang ditemui. Sebelumnya, dua di antara kawanan itu menghajar penjaga keamanan di kawasan tersebut.
Warga sekitar menduga aksi ini terjadi akibat persaingan bisnis hiburan malam di lokasi tersebut, terutama setelah sebuah diskotek ditutup Pemerintah Kota Samarinda. Kerugian akibat perusakan tersebut diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Sejauh ini, polisi terus mengejar pelaku dan berusaha mengungkap motif perusakan ini. Sebab, berdasarkan keterangan pemilik diskotek, aksi tersebut sengaja dilakukan untuk memancing kemarahan warga sehingga menutup tempat hiburan tersebut.
Kasus yang hampir mirip terjadi di Jakarta. Sekelompok orang tak dikenal merusak tiga rumah di Jalan T.B. Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, pertengan Juni 2002 [baca: Massa Suruhan Merusak Tiga Rumah di Cilandak]. Bedanya, disinyalir aksi ini dipicu sengketa tanah antara penduduk dan perusahaan kontruksi yang mendirikan bangunan itu. Warga lain mengatakan, hal itu dilakukan sebagai protes pendirian pusat kebugaran yang berdekatan dengan lokasi ketiga rumah tersebut.(TNA/Polmart Aritonang)
Warga bernama Subardjo menuturkan, kawanan tersebut berjumlah sekitar 6o orang. Mereka membawa batu yang dipungut di Jalan Gatot Subroto dan melempari gedung dan kendaraan yang ditemui. Sebelumnya, dua di antara kawanan itu menghajar penjaga keamanan di kawasan tersebut.
Warga sekitar menduga aksi ini terjadi akibat persaingan bisnis hiburan malam di lokasi tersebut, terutama setelah sebuah diskotek ditutup Pemerintah Kota Samarinda. Kerugian akibat perusakan tersebut diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Sejauh ini, polisi terus mengejar pelaku dan berusaha mengungkap motif perusakan ini. Sebab, berdasarkan keterangan pemilik diskotek, aksi tersebut sengaja dilakukan untuk memancing kemarahan warga sehingga menutup tempat hiburan tersebut.
Kasus yang hampir mirip terjadi di Jakarta. Sekelompok orang tak dikenal merusak tiga rumah di Jalan T.B. Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, pertengan Juni 2002 [baca: Massa Suruhan Merusak Tiga Rumah di Cilandak]. Bedanya, disinyalir aksi ini dipicu sengketa tanah antara penduduk dan perusahaan kontruksi yang mendirikan bangunan itu. Warga lain mengatakan, hal itu dilakukan sebagai protes pendirian pusat kebugaran yang berdekatan dengan lokasi ketiga rumah tersebut.(TNA/Polmart Aritonang)