Sukses

Melihat Kondisi Rumah Warganya Tidak Layak, Ganjar Pranowo Tawarkan Bantuan

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendatangi salah satunya warga. Adalah Mbah Rapi (70) dan Mbah Sutami (70).

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendatangi salah satunya warga. Adalah Mbah Rapi (70) dan Mbah Sutami (70). Di rumahnya yang sederhana ini, mereka tak pernah terpikirkan bakal disambangi oleh orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut. Mereka adalah warga Desa Tahunan Kecamatan Sale Kabupaten Rembang.

Dalam kunjungannya itu, Ganjar bertujuan untuk melihat program bantuan listrik gratis dari Dinas ESDM Jateng. Namun saat datang ke rumah keduanya, Ganjar melihat rumah Mbah Rapi dan Mbah Sutami dalam kondisi tidak layak huni. Rumah itu masih berlantai tanah, berdinding kayu dan atapnya banyak yang berlubang.

"Nggriyone purun didandani mbah (rumahnya mau diperbaiki, mbah)," tanya Ganjar.

Menjawab pertanyaan itu, Mbah Rapi langsung mengiyakan. Ia mau rumahnya diperbaiki agar lebih layak. Tapi tidak dengan mbah Sutami, ia mengatakan lebih memilih diberi uang daripada dibangunkan rumahnya.

"Duit mawon pak (uang saja pak), kulo mpun sepuh, kersane kadhos niki mawon (saya sudah tua, biar seperti ini saja)," kata mbah Sutini.

Ganjar pun langsung memberikan amplop berisi uang pada mbah Sutini. Ia gembira betul mendapat uang itu. Saat Ganjar bertanya lagi apakah rumahnya mau diperbaiki atau tidak, mbah Sutini mantab menjawab mau. "Wah wis, angel iki, angel," canda Ganjar disambut tawa mbah Sutini.

Ganjar pun langsung memanggil Kades Tahunan dan Bupati Rembang yang mendampingi dalam kunjungan itu. Kepada keduanya, ia meminta agar dua rumah itu diperbaiki.

"Kalau bisa ini dibantu pak, kan bisa pakai dana desa," tanya Ganjar ke Kades.

Kades Tahunan mengatakan sebenarnya sudah memasukkan program rehabilitasi rumah tidak layak huni. Namun jumlahnya yang kecil yakni Rp12 juta, Kades Tahunan mengatakan itu tidak mencukupi.

"Nanti saya bantu pak, jadi kapan mau dibangun?saya tak ikut bantu iuran. Nanti kapan siap, masyarakat gotong royong, saya ikut bantu," tegasnya.

Mendengar jawaban itu, Mbah Rapi dan Mbah Sutini sangat terharu. Keduanya tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih pada Ganjar yang mau membantu membangunkan rumahnya.

"Nggih kulo seneng pak, sampun diparingi listrik gratis, sakniki ajeng didhamelke omah (saya senang, sudah diberi listrik gratis, sekarang mau dibangunkan rumah)," kata Mbah Rapi.

"Remen sanget pak, maturnuwun. Nggih kulo purun omahe didandani (senang sekali, terimakasih. Saya mau rumah saya diperbaiki)," timpal mbah Sutami.

 

Selain dua rumah itu, Ganjar juga membantu pembangunan rumah tidak layak huni milik Enny, warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Desa Pamotan Rembang. Sama dengan dua lokasi awal, bantuan dari Ganjar itu disambut suka cita Enny dan keluarga.

"Iya ini tadi ngecek bantuan listrik dari teman-teman ESDM, kebetulan yang diberi bantuan rumahnya tidak layak huni. Makanya saya minta direhab sekalian, kebetulan pak Kades dan pak Bupati sudah menyiapkan, jadi sekalian saya ikut," katanya.

Ganjar menerangkan, program RTLH memang terus digenjot. Kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga desa menjadi kuncinya.

"Tadi saya ngobrol sama pak bupati, di Rembang ini tiap tahun ada 4000 rumah yang diperbaiki. Kita kerja bareng, dari provinsi berapa, kabupaten berapa, pusat berapa. Kita lakukan percepatan agar penyelesaian kemiskinan bisa dilakukan," jelasnya.

Selain dari anggaran pemerintah, Ganjar juga mendorong pihak lain terlibat. Diantaranya CSR perusahaan, Baznas, Filantropi dan lainnya. "Ya itu bisa digunakan untuk kejutan-kejutan seperti ini, jadi bisa secara langsung diberikan tanpa menunggu proses penganggaran lama," pungkasnya.

 

(*)

Video Terkini