Liputan6.com, Depok - Pemerintah Kota Depok berencana menempatkan pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan untuk melakukan isolasi terpadu. Namun, masih terdapat warga yang menolak penempatan isolasi terpusat di lingkungan masyarakat.
Rencananya, tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 tanpa gejala itu akan disebar di tiap kecamatan di Kota Depok.
Advertisement
Baca Juga
“Nah ini permasalahannya kecamatan ini informasinya kepada kami bahwa banyak warga yang enggak setuju, enggak mau kalau tempatnya dijadikan sebagai isolasi terpusat. Itu masalahnya,” ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat ditemui Liputan6.com, Senin (7/2/2022).
Melihat adanya penolakan warga, Pemerintah Kota Depok pun mencoba mencari alternatif lain. Pemkot Depok berencana memanfaatkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) wilayah timur untuk tempat isolasi terpusat.
“Maka otomatis kita akan lihat kesiapan dari RSUD bagian timur, secara fisik sudah tapi kalau secara sarpras mungkin yang akan siapkan,” ungkap Idris.
Idris menilai, penolakan warga terkait penempatan isolasi terpadu di tiap kecamatan hanya emosional sesaat. Dia menduga warga merasa takut apabila tempat tinggalnya dijadikan lokasi isolasi terpusat.
“Mungkin emosional saja ya, parno,” tutur Wali Kota Depok.
Ingatkan Disiplin Prokes
Menurut dia, berdasarkan kajian ilmiah, penularan Covid-19 tidak akan terjadi apabila warga disiplin protokol kesehatan (prokes), yakni tetap memakai masker dan menjaga jarak selama berinteraksi dengan warga yang terpapar.
“Minimal tiga meter jaga jaraknya,” jelas Idris.
Idris menambahkan, pihaknya akan kembali berkomunikasi dengan warga terkait kekhawatiran mereka terhadap rencana pembuatan tempat isolasi terpadu. Kendati, kebijakan isolasi terpusat itu kesepakatannya akan diserahkan kepada masyarakat.
“Misalkan satu RW ada satu rumah atau dua rumah silakan dipakai, mereka akan pakai, ada kok beberapa RW yang mempersilakan warganya untuk isolasi terpusat,” tutup Idris.
Advertisement