Sukses

Dirut BRI: Pemberdayaan UMKM Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai mampu selamatkan perekonomian Indonesia akibat benturan dengan pandemi

Liputan6.com, Jakarta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai mampu selamatkan perekonomian Indonesia akibat benturan dengan pandemi. Maka dari itu, pemerintah terus mengenjot UMKM untuk terus berkembang. Berbagai stimulus telah diberikan oleh pemerintah, salah satunya penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang merupakan kredit yang mendapatkan fasilitas subsisi dari pemerintah, salah satunya yakni KUR BRI atau BRI KUR.

Hal itu dibenarkan oleh Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso. Ia mengungkapkan UMKM akan menjadi penyelamat ekonomi Indonesia menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19. Hal ini menurutnya menjadi salah satu alasan BRI fokus restrukturisasi untuk UMKM.

"Saya sudah katakan untuk meyelamatkan perekonomian Nasional, selamatkan UMKM. Hal itu menjadi fokus dari BRI, maka itu kami fokus pada restrukturisasi pada UMKM," kata Sunarso dalam BRI Microfinance Outlook, Kamis (10/2/2022).

Dia menambahkan ketika awal pandemi total restrukturisasi mencapai Rp 245,22 triliun, dan hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI kini sebesar Rp 156,93 triliun. Sunarso mengungkapkan penurunan ada yang benar-benar lunas, ada yang sudah pulih, ada yang sudah lunas kemudian mengambil kredit lagi dan lancar, serta ada juga yang belum lunas dengan status lancar.

"Ada juga yang benar-benar tak bisa diselamatkan. Ini yg paling penting, alhamdulillah kami cadangkan lebih, karena yang tak bisa diselamatkan dulu waktu tahun pertama 2,5-3% dan tahun kedua sampai sekarang 5%. Jadi dari seluruh restrukturisasi yang benar-benar tidak bisa diselamatkan ternyata tidak lebih dari 5%," ujarnya.

Melalui Holding Ultra Mikro diharapkan bisa menjangkau pelaku Umi agar bisa berkontribusi lebih pada perekonomian Indonesia, dan melancarkan program pemerintah. Sunarso menegaskan salah satu upaya yang akan dilakukan yakni integrasi data yang akan jadi basis. Dengan begitu ketika ada program stimulus, sudah ada data yang terintegrasi di Holding Ultra Mikro.

"Jadi tidak ada lagi cerita uangnya ada, tapi data compang camping atau tidak lengkap sehingga penyalurannya tidak karuan. Maka penyaluran stimulus kami pengalaman, evaluasinya dibutuhkan 4 hal, uang, data yang benar, sistem kredibel, dan komunikasi kepada publik," pungkas Sunarso.

Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani menargetkan pada 2024 harus menyentuh 45 juta pelaku UMi. Sementara di 2022 ini nasabah baru ditargetkan bertambah 5 juta.

Penguatan sektor UMKM khususnya sektor mikro dan ultra mikro menjadi pembahasan utama pada gelaran BRI Microfinance Outlook 2022, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pemaparannya mengatakan penyaluran kredit terhadap sektor ultra mikro ini dapat mengakselerasi pelaku usaha untuk ‘naik kelas’. Dukungan kucuran modal dari Holding Ultra Mikro ini juga mendukung stimulus yang diberikan pemerintah terhadap sektor tersebut. 

“Bantuan tunai yang telah kami berikan bisa tersalurkan ke sektor ultra mikro. Bantuan-bantuan ini kami berikan, sehingga tentu kalau dilanjutkan ke kredit ultra mikro, sehingga kebutuhan layanan keuangan sektor ultra mikro bisa terpenuhi. Kita juga bisa mendorong inklusi finansial dan menopang stimulus yang telah diberikan pemerintah,” kata Airlangga.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan bahwa misi besar dalam membawa sektor ultra mikro ‘naik kelas’ itu perlu diperkuat dengan sistem yang terintegrasi dan tata Kelola data yang cakap. 

“Jadi niat baik dan tujuan mulia harus disiapkan dengan sistem yang andal dan data terintegrasi sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Bila integrasinya makin baik, bisa reach pelaku ultra mikro yang unbankable,” papar Sri Mulyani dalam kesempatan yang sama.

Data BRI Research Institute mengungkapkan terdapat sebanyak 45 juta pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Kendati demikian, sebanyak 30 juta pelaku usaha ultra mikro masih belum tersentuh oleh layanan keuangan formal.

Sri Mulyani, kemudian mempercayakan Holding Ultra Mikro yang terbentuk sejak 13 September 2021 ini untuk mengangkat potensi sektor ultra mikro. Hal ini dibarengi dengan efisiensi yang tercipta berkat konsolidasi Holding Ultra Mikro, sebagaimana tampak dari penurunan Cost of Fund (CoF) BRI Group.

Pemberdayaan Ultra Mikro juga melalui pembiayaan juga berpotensi untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sesuai dengan target Kementerian Keuangan yang menargetkan pembiayaan terhadap 29 juta UMi pada tahun 2024 sehingga dapat menyerap 29 juta tenaga kerja yang akan meningkatkan kesejahteraan dan menanggulangi kemiskinan.

Senada, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga menekankan pentingnya integrasi data sebagai faktor kunci untuk memastikan strategi Holding Ultra Mikro tepat sasaran.

“Penggunaan data analytic untuk menjadi sumber Analisa kredit hingga social sehingga bisa menjadi lebih tepat sasaran. Tidak hanya kredit, BRI Group juga memberikan pemberdayaan untuk memastikan pelaku usaha ini sustainable,” terang Kartika.

(*)