Sukses

Kasus Desa Wadas, PSI: Pembangunan Harus dengan Musyawarah tanpa Kekerasan

PSI berharap suara yang berbeda dalam kasus di Desa Wadas harus didengar dan dicarikan solusi.

Liputan6.com, Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyesalkan kekerasan yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Jawa Tengah, Ken Ragil Turyono, menilai semestinya aparat kepolisian lebih mengedepankan langkah persuasif dibanding cara-cara kekerasan. 

"Kami sadar benar, pembangunan untuk menyejahterakan rakyat harus terus berjalan. Namun, di negara berdasarkan Pancasila, perbedaan pandangan harus diselesaikan dengan bijaksana. Pembangunan tanpa kekerasan harus bisa dilakukan. Kita punya mekanisme musyawarah mengurai titik tengkar menjadi titik temu. PSI meminta agar tidak ada lagi kekerasan di Wadas," Kata Ken Ragil.

PSI berharap, suara yang berbeda harus didengar dan dicarikan solusi. "Sangat tidak arif dan bijaksana jika suara yang berbeda dianggap melawan pemerintah. PSI meminta agar pemerintah pusat, daerah, dan aparat terkait mengedepankan mendengar dan mencari win win solution," tegas Ken Ragil. 

Dia juga mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang langsung menemui warga Desa Wadas dan meminta maaf. Permintaan maaf ini disampaikan Ganjar atas kejadian yang menimpa Warga Desa Wadas.

"Kami sangat mengapresiasi langkah Mas Ganjar Pranowo yang meminta maaf dan mengambil tanggung jawab terkait Wadas. Namun bagi kami, permintaan maaf harus pula diiringi komitmen melindungi masyarakat agar tidak terjadi lagi kekerasan. 

Ken Ragil menekankan  perlunya tindak lanjut dan jalan tengah agar proyek strategis nasional tetap berjalan dan masyarakat merasakan manfaatnya.

"Perlu ada keseriusan dalam mencari solusi yang dapat diterima semua pihak,” kata Ken Ragil.

2 dari 2 halaman

Ganjar Sampaikan Maaf

Sebelumnya Gubernur Ganjar Pranowo telah meminta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Wadas, Purworejo, terkait peristiwa yang terjadi pada Selasa kemarin, (8/2/2022).

Ganjar meminta maaf dan menegaskan akan bertanggung jawab.

"Saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo dan masyarakat Wadas. Karena kejadian kemarin mungkin ada yang merasa betul-betul tidak nyaman," kata Ganjar saat mengelar konferensi pers di Mapolres Purworejo, Rabu, (9/2/2022).

Ganjar juga menegaskan dirinya bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi di Wadas itu. Termasuk terkait sejumlah masyarakat yang diamankan oleh pihak kepolisian. Ia meminta untuk dibebaskan.

"Saya intens komunikasi dengan kapolda, wakapolda dan lainnya, memantau perkembangan yang ada di Purworejo, khususnya Wadas. Kami sudah sepakat, masyarakat yang diamankan kemarin, hari ini akan dilepas untuk dipulangkan," ucap Ganjar.

Ganjar menegaskan sudah menempuh proses panjang terkait pembangunan Bendungan Bener ini. Selama proses itu, pihaknya membuka lebar ruang dialog kepada masyarakat, khususnya yang masih menolak.

"Beberapa kali kami mengajak Komnas HAM, karena Komnas HAM menjadi institusi netral untuk menjembatani. Kami minta mereka yang setuju dan belum setuju dihadirkan, tapi kemarin saat dilakukan dialog, pihak yang belum setuju tidak hadir," ucapnya.