Liputan6.com, Jakarta - Sederet pihak menanggapi kejadian ritual di Pantai Payangan, Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Minggu dini hari 13 Februari 2022 yang menewaskan belasan korban akibat tersapu ombak.
Salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur yang memberikan perhatian khusus kepada insiden ritual rombongan Padepokan Tunggal Jati Nusantara itu.
Menurut Wakil Ketua MUI Jawa Timur Abdul Halim Subahar, pihaknya akan mengirim tim khusus untuk menyelidiki kegiatan ritual meditasi yang dilakukan saat dini hari tersebut di Pantai Payangan.
Advertisement
Baca Juga
Tim tersebut nantinya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut tidak melanggar norma-norma yang ada.
"MUI Provinsi segera mengirim tim untuk melakukan kajian komprehensif dan akan berkoordinasi dengan pihak terkait, agar hal serupa tidak terulang lagi di kemudian hari," kata Abdul Halim Subahar, Minggu 13 Februari 2022.
Selain itu, ucapan duka cita disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah pun mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Jember Hendy Siswanto terkait penanganan para korban ritual di Pantai Payangan Jember.
Berikut sederet tanggapan berbagai pihak soal ritual di Pantai Payangan, Jember yang menelan korban jiwa hingga belasan orang dihimpun Liputan6.com:
Â
1. MUI Jatim
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur memberikan perhatian khusus kepada insiden ritual meditasi yang memakan korban di Pantai Payangan, Jember pada Minggu 13 Februari 2022. Dalam kejadian 11 orang dinyatakan tewas usai terseret ombak dan 13 lainnnya dipastikan selamat.
Wakil Ketua MUI Jawa Timur, Abdul Halim Subahar mengatakan bahwa pihaknya akan mengirim tim khusus untuk menyelidiki kegiatan ritual meditasi yang dialkukan saat dini hari tersebut.
Tim tersebut nantinya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut tidak melanggar norma-norma yang ada.
"MUI Provinsi segera mengirim tim untuk melakukan kajian komprehensif dan akan berkoordinasi dengan pihak terkait, agar hal serupa tidak terulang lagi di kemudian hari," kata Abdul Halim Subahar, Minggu 13 Februari 2022.
MUI merasa perlu agar persoalan ini diklarifikasi sejernih mungkin. Apalagi paska insiden nahas itu, santer beredar bahwa ritual yang warga tersebut lakukan berkaitan dengan kegiatan suatu aliran kepercayaan tertentu.
"Kami ingin masyarakat tidak terkecoh," terang Halim.
Menurut Halim, ritual keagamaan atau kepercayaan apapun tidak boleh membahayakan jiwa umat. Karena setiap agama dan kepercayaan yang di muka bumi ini tentu pasti mengajak kita untuk senantiasa menjaga diri.
"Ritual keagamaan kalau mengancam keselamatan jiwa pasti ritual yang salah. Agama sangat menganjurkan kita agar menjaga keselamatan jiwa," jelas dia.
Â
Advertisement
2. Bupati Jember
Korban ritual maut di Pantai Payangan Jember Jawa Timur dijenguk langsung oleh Bupati Hendy Siswanto. Dia mendatangi korban selamat maupun keluarga korban meninggal dunia saat terseret ombak besar.
Hendy mengatakan rombongan tersebut melakukan kegiatan ritual di sekitar Pantai Payangan. Namun dia mengaku tidak mengetahui ritual seperti apa yang dilakukan hingga terseret ombak laut selatan.
"Mereka merupakan rombongan Kelompok Tunggal Jati Nusantara sebanyak 23 orang dan satu orang sopir yang mengantarkan rombongan ke Pantai Payangan," kata Bupati Jember Hendy Siswanto usai mengunjungi korban selamat di Puskesmas Ambulu seperti dilansir Antara, Minggu 13 Februari 2022.
Diketahui, dari ritual maut tersebut sebanyak 11 korban ditemukan meninggal dunia dan 13 orang selamat. Dia menyebutkan, dari 11 korban yang meniggal, 10 diantaranya warga Kabupaten Jember.
Sementara itu, satu orang korban meninggal diketahui merupakan warga Kabupaten Bondowoso. Korban tersebut diketahui yang merupakan anggota polisi aktif di salah satu polsek di Bondowoso.
"Belum tahu ritual apa dan ini masih kami telusuri bersama polisi," ujar dia.
Dia mengatakan, sekitar pantai selatan berbahaya bahkan sering menimbulkan korban akibat kecelakaan laut atau lainnya. Sehingga pihaknya bersama petugas terkait akan menelusuri kejadian itu kepada korban selamat.
Bersama dengan Dandim 0824/Jember Letkol. Inf. C. Pangaribuan dan Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo, Hendy mengunjungi rumah korban peserta ritual yang meninggal dunia.
"Atas nama pribadi dan Pemkab Jember, saya ikut bela sungkawa atas meninggalnya belasan orang di Pantai Payangan. Mari kita doakan bersama semoga mereka husnul khotimah," katanya.
Pemkab Jember juga memberikan santunan kepada keluarga para korban dan memberikan dukungan moril atas musibah yang terjadi di Pantai Payangan Jember.
"Saya minta kepada seluruh warga Jember untuk tidak beraktivitas di bibir pantai dulu sebab cuacanya berbahaya, tolong petugas terkait untuk memperketat penjagaan pantai," jelas Hendy.
Â
3. Gubernur Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ikut berduka atas tragedi ritual di Pantai Payangan, Jember, yang menewaskan belasan korban akibat tersapu ombak.
"Tentu berduka. Innalillahi wa innailaihirajiun," ujar Khofifah, Minggu 13 Februari 2022.
Khofifah memastikan telah berkoordinasi dengan Bupati Jember Hendy Siswanto mengenai penanganan para korban.
Para korban diketahui merupakan rombongan Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang berasal dari berbagai kecamatan di wilayah Jember, yang pada Sabtu malam, 12 Februari 2022, tersapu gelombang tinggi saat menggelar ritual di Pantai Payangan.
Menurut informasi dari Bupati Jember, kata Khofifah, ketika rombongan baru tiba di lokasi, sesaat jelang menggelar ritual, telah diperingatkan oleh petugas pantai bahwa ada potensi gelombang tinggi yang membahayakan di kawasan laut tersebut.
"Kita berdoa mudah-mudahan semua dipanggil dalam keadaan Husnul Khatimah. Khilafnya diampuni dan amal kebaikannya diterima Allah SWT," ucapnya.
Dalam kondisi cuaca seperti sekarang ini, Khofifah mengimbau warga Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Ada potensi gelombang tinggi di sejumlah wilayah laut Jawa Timur sehingga warga khususnya yang berdomisili di dekat pantai agar berhati-hati," tutup Khofifah.
Advertisement