Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pentingnya vaksinasi Covid-19.
Sebab, pasien yang tertular Covid-19 varian Omicron hanya menunjukkan gejala-gejala ringan, bahkan cenderung tanpa gejala.
Namun, keadaan dipandang semakin parah jika yang tertular adalah orang dengan komorbid, lansia, dan orang yang belum melakukan vaksinasi.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, Menko Luhut menegaskan untuk tak ada yang melakukan provokasi penolakan vaksin. Pasalnya, hal itu akan memperburuk kondisi jika tertular Omicron.
"Jangan ada rakyat diprovokasi untuk tak mau divaksin karena rata-rata yang meninggal itu karena belum vaksin lengkap apalagi belum di booster apalagi sudah punya komorbid dan sudah tua. Kita punya tanggung jawab pada sekeliling kita masing-masing," ujar Luhut dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM, Senin 14 Februari 2022.
Dia pun lantas mempersilakan masyarakat yang telah divaksin Covid-19 dosis lengkap dan tak memiliki penyakit komorbid dapat menjalani aktivitas seperti biasa dan berjalan-jalan.
Berikut 3 pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terkait pentingnya vaksinasi Covid-19 dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Tegaskan Jangan Provokasi Rakyat untuk Tidak Vaksin
Pasien yang tertular Covid-19 varian Omicron disebutkan hanya menunjukkan gejala-gejala ringan, bahkan cenderung tanpa gejala.
Namun, keadaan dipandang semakin parah jika yang tertular adalah orang dengan komorbid, lansia, dan orang yang belum melakukan vaksinasi.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mewanti-wanti masyarakat untuk tetap waspada di tengah gelombang penularan varian Omicron ini.
"Bahkan kantor saya banyak yang tes dan hasilnya positif termasuk di keluarga saya, sopir, anak cucu. Namun pengalaman kita sekeliling kita sama, mereka tak terlalu lama dan jadi negatif kembali. Mereka hanya perlu isolasi mandiri dan konsumsi obat-obatan dan istirahat di rumah," ujar Luhut dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM, Senin (14/2/2022).
Ia menyimpulkan, masyarakat yang terinfeksi cenderung Orang Tanpa Gejala dan gejala ringan.
"Yang berat dan meninggal itu miliki komorbid, lansia dan belum melakukan vaksinasi lengkap, kelompok ini perlu diwaspadai, membatasi aktivitas diri dan mawas diri," kata dia.
Dengan risiko tersebut, Menko Luhut menegaskan untuk tak ada yang melakukan provokasi penolakan vaksin. Pasalnya, hal itu akan memperburuk kondisi jika tertular Omicron.
"Jangan ada rakyat diprovokasi untuk tak mau divaksin karena rata-rata yang meninggal itu karena belum vaksin lengkap apalagi belum di booster apalagi sudah punya komorbid dan sudah tua. Kita punya tanggung jawab pada sekeliling kita masing-masing," ucap Luhut.
Advertisement
2. Persilakan Masyarakat yang Sudah Vaksin 2 Kali dan Tidak Ada Komorbid Jalan-Jalan Saja
Luhut kemudian mengatakan, masyarakat yang telah divaksin Covid-19 dosis lengkap dan tak memiliki penyakit komorbid dapat menjalani aktivitas seperti biasa dan berjalan-jalan.
Untuk itu, dia meminta masyarakat tak khawatir berlebihan dengan Covid-19.
"Jadi khawatir kita tidak perlu berlebihan. Kalau memang dia sudah divaksin, sudah dua kali, sudah booster, tidak ada komorbid, ya jalan-jalan saja. Ndak ada yang perlu dikhawatirkan berlebihan," kata Luhut.
3. Terus Kejar Target Vaksinasi Covid-19
Luhut menuturkan, 60 pasien Covid-19 yang meninggal adalah mereka yang belum divaksin Covid-19 dosis pertama atau kedua. Kemudian, memiliki penyakit komorbid dan masyarakat lanjut usia (lansia).
Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi agar tak terpapar Covid-19. Luhut menyampaikan pemerintah juga terus mengejar target vaksinasi dosis kedua terutama untuk lansia.
"Saat ini masih terdapat 15 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang tidak mencapai target 50 persen umum dan 17 kabupaten/kota untuk 40 persen lansia," jelas Luhut.
Advertisement